Tidak ada yang lebih aku sesali dari pada penyesalanku terhadap hari dimana ketika matahari tenggelam, sementara umurku berkurang tetapi amalku tidak bertambah (Abdullah bin Mas'ud).

Rabu, 30 Juni 2010

KEMULIAAN BULAN SYA’BAN

Bulan Sya’ban adalah bulan yang mulia, hendaknya kita mengisinya dengan memperbanyak amalan ibadah dan puasa secara khusus dengan memperbanyak amalan ibadah puasa secara khusus untuk melatih diri persiapan menyambut bulan Ramadhon agar nanti tidak kaget dengan perubahan spontan sehingga terasa berat bagi kita. Oleh karena itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban.

Hadist Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam :
Dari ‘Aisyah radhiallahu anha : “saya tidak pernah mengetahui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam puasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhon, dan saya tidak pernah mengetahui dia lebih banyak berpuasa dari pada bulan Sya’ban.” (HR. Al-Bukhari, 1968. Muslim, 782).

Hikmah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban dijelaskan dalam hadist yang lain :
Dari Usamah bin Zaid radhiallahu anhu berkata : Saya bertanya: “Wahai Rasulullah, saya tidak melihatmu berpuasa di bulan seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban (karena seringnya).” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassallam menjawab, “Bulan itu, banyak manusia lalai, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhon, bulan diangkat amal-amal kepada Robb semesta alam, dan saya ingin untuk diangkat amalku dalam keadaan puasa.” (HR. An-Nasaa’I 4/4201. Ahmad, 5/201. Dihasankan Syaikh Al-Abani dalam Ash-Shahihah, 4/1898).

Ketahuilah bahwa menghidupkan waktu yang dilalaikan manusia memiliki beberapa faedah :
1. Lebih tersembunyi dan jauh dari riya’.
2. Lebih berat bagi jiwa, karena tabi’at manusia ingin ikut kebanyakan manusia.
3. Membela dan melindungi seluruh manusia dengan ketaatan, dari bencana.
(lihat Latha’iful Ma’arif, halaman 253).

Hikmah lainnya adalah untuk mempersiapkan bulan Ramadhon, agar hati dan badan siap untuk menyambutnya dengan kesegaran dalam menjalani ketaatan kepada Allah.


Sumber : Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriah karya Abu ‘Ubaidah Yusuf as-Sidawi dan Abu ‘Abdillah Syahrul Fatwa.

Kurma Menurut Tinjauan Medis dan Pengobatan

1. Dalam kurma, ditemukan beberapa bahan kimia yang memengaruhi horman oksitosik, yaitu hormon yang bercampur di dalam peranakan wanita, sehingga dapat membantu percepatan kelahiran, serta dapat mengurangi resiko pendarahan setelah melahirkan. Hormon lain dalam kurma adalah hormon untuk menghambat aktivitas hormon kelenjar gondok (glandula thyreoidea). Bahan yang lain, yaitu hormon pembangkit kelenjar susu, sehingga dapat memperlancar ASI (Air Susu Ibu).
2. Serat selulosa berguna untuk membangkitkan kerja usus, sebagai obat mujarab untuk penyembuhan yang disebabkan kurang makan. Serat ini tidak dapat dicerna oleh alat pencernaan kita, sehingga dapat menjaga tubuh supaya terhindar dari kekurangan makanan dalam perut.
3. Vitamin A diperlukan untuk pemeliharaan epitel selaput lendir, ketajaman penglihatan mata, dan pencegahan terjadinya infeksi. Oleh karena ini lah orang-orang gurun selalu mengkonsumsi kurma untuk memperkuat pendengaran dan memfokuskan penglihatan.
Manfaat lainnya dari vitamin A banyak sekali. Aktivitas kehidupan di dalam tubuh kebanyakan bertumpu pada vitamin-vitamin tersebut. Vitamin bukan lah bahan penguat tubuh, tapi vitamin diperlukan untuk menyempurnakan aktivitas kelenjar getah bening dalam tubuh dengan cara yang lebih baik.
4. Fosfor bersama kalsium diperlukan untuk membentuk tulang dan kesehatan gigi. Fosfor berguna untuk membangun aktivitas kelenjar dan mengembalikan fungsi kelenjar tubuh. Fosfor juga berperan penting sebagai nutrisi otak, sehingga bila dikonsumsi teratur, dalam jangka panjang berefek mencerdaskan otak.
5. Magnesium penting sekali bagi aktivitas kehidupan di dalam tubuh, serta untuk menjaga diri dari penyakit.
6. Besi sangat penting untuk aktivitas pembentukan hemoglobin dan zat darah merah dalam sumsum tulang. Oleh karena itu, ia diperlukan untuk melindungi manusia dari kekurangan darah.
7. Seng, diperlukan untuk mengobati penyakit sensitivitas tubuh.
8. Kurma kering mengandung aspirin (acetylsalicylic acid) alami yang dapat mengurangi rasa sakit (analgesic).
9. Kalium (potassium) signifikan untuk mengatasi kelelahan, membuat organ jantung bekerja lebih optimal, mengaktifkan kontraksi otot, dan berperan dalam pengaturan tekanan darah.

Oleh : Harun Ar-Rasyid dari berbagai sumber

Kalian Tertawa dan Takdir pun Tertawa

Sang pemeran cerita menuturkan kisahnya dan berkata, “Aku menikah dengan seorang lelaki setelah kematian istrinya yang meninggalkan seorang anak perempuan buah hubungan bersamanya yang baru berumur empat tahun. Dia sangat mencintai putrinya dan selalu mengenang sang ibu. Hal itu membuatku merasa dengki kepadanya. Berapakali aku berusaha dengan berbagai cara dan muslihat untuk memalingkannya dari
hal itu, tapi aku tetap saja tidak berhasil. Dia memberi perhatian yang luar biasa kepada putrinya. Sampai-sampai ketika anak itu jatuh sakit, dia pun membawanya ke dalam ranjang kami dan menempatkannya di antara aku dan dia, dan sesekali dia mengelus-elusnya sambil berkata, “Duhai pengganti ibu dan bapakku.”

Aku menggerutu di dalam hatiku, “Sampai sebesar itu cinta dan kasih sayangnya kepada anak itu.” Aku pun merencanakan niat jahat kepada anak itu. Aku akan membunuhnya, tetapi tidak membunuhnya dengan cara melenyapkan nyawanya, melainkan membunuhnya secara maknawi. Aku akan memanjakannya hingga dia menjadi wanita bodoh yang tak becus bekerja, tidak bisa menambal pakaian dan tak tahu cara memasak. Aku akan membuatnya buta tentang hal yang diperlukan seorang wanita di dalam rumahnya. Aku akan menjadikannya seorang wanita pemalas yang tak bisa mengurus urusannya.

Aku mulai menjalankan strategi, dan sang bapak senang melihat pelakuanku terhadap putrinya, karena aku memanjakan putrinya seperti yang dia duga. Sampai-sampai ketika kami berada pada meja makan dan anak itu menginginkan air, maka jika air itu berada di atas meja makan, aku pun segera menuangkan air ke dalam gelas dengan tanganku untuk meminumkannya, atau ku suruh putri kandungku untuk pergi dan membawakan air…

Akan tetapi, sang anak ternyata wanita yang cerdas. Hal itu semakin memicu kedengkianku. Dia selalu lulus di semua mata pelajaran. Kulakukan hal agar dia benci untuk mengulangi pelajaran. Kuberitahu kepadanya bahwa dia lelah dan harus banyak istirahat supaya dia tidur dan tidak mengulang pelajaran-pelajarannya. Akan tetapi, dia tidak butuh mengulangi pelajaran lagi, karena dia adalah anak yang cerdas. Dia selalu masuk dalam daftar siswi yang istimewa. Dia menyelesaikan pendidikan SMAnya dengan mulus. Dia pun melanjutkan studinya ke tingkat perguruan tinggi dan meraih gelar sarjana.

Kemudian suatu hari datanglah seorang lelaki melamarnya, dia pun merasa gembira. Kini saatnya aku berkata dan meyakinkan ayahnya untuk menikahkannya. Belum sempat aku memberi nasihat dan anak itu keburu menikah. Akan tetapi, siapakah yang menikahinya?!

Dia menikah dengan seorang lelaki yang tulus mencintainya dan tak rela dia tertepa angin. Dia menikah dengan seorang suami yang telah menyiapkan baginya segala fasilitas kesenangan. Para pelayan memenuhi rumah dan segala keperluannya terpenuhi sebelum dia sempat mengucapkannya. Dia pun tidak perlu capek-capek memasak dan meniup api. Hidupnya penuh kebahagiaan yang semakin membakar kedengkianku dan membuat hatiku penuh sesal.

Dua tahun setelah pernikahannya, putri kandungku pun menyusul menikah. Suaminya adalah seorang lelaki yang keras, kasar, gemar mencaci, berwatak besi (kaku), pelit dan selalu bermuka masam. Putriku tidak berdosa. Akulah yang melakukan dosa itu. Akan tetapi, Allah SWT menghukumku pada putriku.”

Wanita ini ingin membunuh si putri tiri yang malang ini, menjauhkannya dari bekal-bekal hidupnya dan menjadikannya wanita dungu yang tak mengetahui apa-apa tentang urusan hidup ini. Akan tetapi Allah SWT menghendaki baik terhadap gadis ini. Dia melindunginya dari tipu muslihat wanita ini, menjadikannya anak perempuan yang cerdas dan terpelajar, sehingga menjadi ibu rumah tangga yang hebat dan mengarunianya suami yang cinta dan penuh perhatian padanya.

“Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.” (Al-Anfal: 30).


(SUMBER: SERIAL KISAH-KISAH TELADAN karya Muhammad bin Shalih al- Qahthani, seperti yang dinukilnya dari Min Gharibi Ma Sa’aluni karya Syaikh Abdullah an-Nuri)