Bulan Sya’ban adalah bulan yang mulia, hendaknya kita mengisinya dengan memperbanyak amalan ibadah dan puasa secara khusus dengan memperbanyak amalan ibadah puasa secara khusus untuk melatih diri persiapan menyambut bulan Ramadhon agar nanti tidak kaget dengan perubahan spontan sehingga terasa berat bagi kita. Oleh karena itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban.
Hadist Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam :
Dari ‘Aisyah radhiallahu anha : “saya tidak pernah mengetahui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam puasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhon, dan saya tidak pernah mengetahui dia lebih banyak berpuasa dari pada bulan Sya’ban.” (HR. Al-Bukhari, 1968. Muslim, 782).
Hikmah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban dijelaskan dalam hadist yang lain :
Dari Usamah bin Zaid radhiallahu anhu berkata : Saya bertanya: “Wahai Rasulullah, saya tidak melihatmu berpuasa di bulan seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban (karena seringnya).” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassallam menjawab, “Bulan itu, banyak manusia lalai, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhon, bulan diangkat amal-amal kepada Robb semesta alam, dan saya ingin untuk diangkat amalku dalam keadaan puasa.” (HR. An-Nasaa’I 4/4201. Ahmad, 5/201. Dihasankan Syaikh Al-Abani dalam Ash-Shahihah, 4/1898).
Ketahuilah bahwa menghidupkan waktu yang dilalaikan manusia memiliki beberapa faedah :
1. Lebih tersembunyi dan jauh dari riya’.
2. Lebih berat bagi jiwa, karena tabi’at manusia ingin ikut kebanyakan manusia.
3. Membela dan melindungi seluruh manusia dengan ketaatan, dari bencana.
(lihat Latha’iful Ma’arif, halaman 253).
Hikmah lainnya adalah untuk mempersiapkan bulan Ramadhon, agar hati dan badan siap untuk menyambutnya dengan kesegaran dalam menjalani ketaatan kepada Allah.
Hadist Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam :
Dari ‘Aisyah radhiallahu anha : “saya tidak pernah mengetahui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam puasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhon, dan saya tidak pernah mengetahui dia lebih banyak berpuasa dari pada bulan Sya’ban.” (HR. Al-Bukhari, 1968. Muslim, 782).
Hikmah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban dijelaskan dalam hadist yang lain :
Dari Usamah bin Zaid radhiallahu anhu berkata : Saya bertanya: “Wahai Rasulullah, saya tidak melihatmu berpuasa di bulan seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban (karena seringnya).” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassallam menjawab, “Bulan itu, banyak manusia lalai, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhon, bulan diangkat amal-amal kepada Robb semesta alam, dan saya ingin untuk diangkat amalku dalam keadaan puasa.” (HR. An-Nasaa’I 4/4201. Ahmad, 5/201. Dihasankan Syaikh Al-Abani dalam Ash-Shahihah, 4/1898).
Ketahuilah bahwa menghidupkan waktu yang dilalaikan manusia memiliki beberapa faedah :
1. Lebih tersembunyi dan jauh dari riya’.
2. Lebih berat bagi jiwa, karena tabi’at manusia ingin ikut kebanyakan manusia.
3. Membela dan melindungi seluruh manusia dengan ketaatan, dari bencana.
(lihat Latha’iful Ma’arif, halaman 253).
Hikmah lainnya adalah untuk mempersiapkan bulan Ramadhon, agar hati dan badan siap untuk menyambutnya dengan kesegaran dalam menjalani ketaatan kepada Allah.
Sumber : Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriah karya Abu ‘Ubaidah Yusuf as-Sidawi dan Abu ‘Abdillah Syahrul Fatwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar