Tidak ada yang lebih aku sesali dari pada penyesalanku terhadap hari dimana ketika matahari tenggelam, sementara umurku berkurang tetapi amalku tidak bertambah (Abdullah bin Mas'ud).

Kamis, 24 Desember 2009

KECEMBURUAN HUD-HUD TERHADAP PENYELEWENGAN TAUHID

Oleh
Syaikh Abdul Mu'min bin Muhammad An-Nu'man


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata : "Mengapa aku tidak melihat Hud-hud apakah dia termasuk yang tidak hadir.

Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan yang terang".

Maka tidak lama kemudian (datanglah Hud-hud), lalu ia berkata : "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya ; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.

Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugrahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.

Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah ; dan syaithan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk.

Agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.

Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai 'Arsy yang besar" [An-Naml : 20 - 26]

Tergerak dari sebuah rasa kecemburuan terhadap penyimpangan aqidah dalam hati seekor burung ketika ia merasa enggan melihat seseorang bersujud dan menyembah kepada selain Allah. Yang mana hal tersebut dilandasi dengan dasar ilmu bahwa penyembahan yang dilakukan kepada selain Allah adalah perbuatan sia-sia dan merupakan kebinasaan. Inilah suatu kebenaran yang nyata dan wajib untuk diketahui oleh semua orang.

(Kemudian timbul pertanyaan) bagaimana mereka bisa sujud kepada selain Allah, menundukkan kepala-kepala mereka dan merendahkan (dengan rasa hina) leher-leher mereka dihadapan mahluq--mahluq Allah ? semsestinya kepala-kepala dan leher harus terangkat, tubuh harus berdiri tegak dihadapan makhluk Allah. Karena seluruh mahluk adalah sama derajatnya dihadapan Allah dalam permasalahan ubudiyah (peng-hambaan) meskipun dalam masalah setatus derajat kehidupan di dunia mereka berada. Maka kening itu tidak boleh ditundukkan kecuali hanya kepada Allah saja, punggung tidak boleh dimiringkan dan ditundukan dengan rasa hina kecuali hanya kepada Dzat Yang Maha Pemberi Kehidupan. Itulah kemuliaan yang telah Allah berikan kepada manusia yang mulia. Ubudiyah (peribadatan) bagi manusia adalah sebuah kedudukan yang tinggi dan tidaklah dipilih hak dan pelaksanaan peribadatan itu kecuali oleh orang-orang yang berilmu.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah diberikan penawaran oleh Allah 'Azza wa Jalla antara menjadi seorang Raja (penguasa) dan Rasul (utusan) atau sebagai seorang Hamba dan Rasul (utusan). Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memilih sisi ubudiyah (penghambaan) yaitu sebagai seorang hamba yang di utus, karena beliau mengetahui hakikat dari ubudiyah, dan bagaimana mungkin beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengetahui hal tersebut sedangkan beliau adalah sebagai orang yang mengajarkan Al-Hikmah (Al-Qur'an dan Sunnah).

Pada hakikatnya burung Hud-hud ini adalah salah satu sosok makhluq Allah yang beriman, artinya bahwa ia tidak mengetahui yang patut disembah kecuali hanya Allah semata. Sebagaimana firman Allah.

"Artinya : Dan tak ada satupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka" [Al-Isra : 44]

Dan sebuah kenyataan bahwa burung Hud-hud ini memiliki ilmu dan mengenal beberapa perkara yang samar dimana urusan tersebut tidaklah dikenal kecuali oleh kalangan Ahlul ilmi (orang-orang yang berilmu). Tidaklah Hud-hud ketika melewati pada suatu kaum musyrik dengan sikap sebagaimana orang-orang yang tidak peduli dengan keberadaan kaum yang mereka lewat dihadapannya, tidak pula terburu-buru dalam menafsirkan keadaan kaum tersebut, dengan mengatakan : "Mereka adalah orang-orang bodoh dan dungu". Akan tetapi Hud-hud bergerak dan pergi dengan perlahan-lahan kemudian datang melaporkan kejadian yang baru ia saksikan kepada Nabi Allah Sulaiman 'Alaihi sallam dengan kabar yang yakin (tidak diragukan kebenarannya).

Ada pendapat yang mengatakan : Bahwasanya Hud-hud adalah hewan yang telah dipersiapkan secara khusus dan termasuk salah satu dari golongan pasukan Nabi Sulaiman yang bertugas khusus dalam hal pengintaian (menjaga serta mengawasi) dan memiliki kedudukan sebagai mahluk yang berakal dan berilmu.

Bisa jadi perkataan itu benar. Akan tetapi yang paling penting dalam kasus di atas adalah sikap marah dan perlawanan yang dimiliki dan diberikan oleh seekor burung terhadap penyimpangan tauhid yang terjadi. Sementara di lain pihak kita melihat dan menemukan sebagian manusia dari kalangan orang-orang Islam yang melewati dan melihat kejadian sebagaimana yang dialami burung Hud-hud ini tanpa ada rasa marah dan ingkar dalam diri mereka. Bahkan terkadang mereka membenarkan sikap orang-orang yang bersalah dan tersesat dari jalan tauhid.

Allah Allah (saja yang dimintai pertolongan), seandainya burung Hud-hud ini melewati pada sebagian negeri-negeri kaum muslimin pada zaman sekarang dan melihat sikap mereka bergegas untuk mendatangi tempat-tempat yang diagungkan seperti perkuburan-perkuburan, kubah-kubah (sejenis bangunan untuk menutupi atas kuburan tertentu). Dan seandainya Hud-hud mendengar teriakan-teriakan mereka tersebut ..... dari sebagian kaum muslimin yang menyeru kepada selain Allah !!!

Sungguh suatu realita pahit yang sangat disayangkan ; lalu kapan kaum muslimin akan sadar dan memperhatikan hal ini .... Demikian pula para Da'i Islam ??

[Disalin dari Majalah : Al Ashalah edisi 15-16 hal 49-50, diterjemahkan oleh Majalah Adz-Dzkhiirah Al-Islamiyah Edisi : Th. I/No. 03/Dzulhijjah 1423/Februari 2003, hal 11-12. Terbitan Ma'had Ali Al-Irsyad - Surabaya]


Sumber : http://www.almanhaj.or.id/content/1924/slash/0

Jika Engkau Ingin Bermaksiat Kepada Allah

Dikisahkan bahwa seorang laki-laki pernah mendatangi Ibrahim
bin Adam dan berkata, ”Wahai Abu Ishaq, aku terus-menerus
mencelakai diriku, dan aku berpaling dari segala sesuatu yang mengajakku untuk memperbaiki hidupku.”

Ibrahim berkata: ”Jika engkau memenuhi lima syarat, perbuatan dosa tidak akan pernah membahayakanmu dan engkau dapat
memenuhi hawa nafsumu sebanyak yang kau inginkan.”

”Beritahukan kepadaku syarat-syarat itu,” kata laki-laki itu.
”Yang pertama, jika engkau ingin bermaksiat kepada Allah, maka janganlah makan dari rizki (yang diberikan)-Nya.” kata Ibrahim.

”Lalu apa yang dapat kumakan, karena semua yang ada di di bumi adalah rizki dari- Nya?” kata laki-laki itu.

”Dengar,” Ibrahim berkata, ”Apakah masuk akal ketika engkau makan dari rizki-Nya sementara engkau bermaksiat kepada-Nya?”

”Tidak.” Kata laki-laki itu. ”Apa syarat yang kedua?”

”Jika engkau ingin bermaksiat kepada Allah, maka janganlah hidup di atas tanah-Nya.” Kata Ibrahim.

”Ini bahkan lebih buruk dari yang pertama. Semua yang membentang di Barat dan di Timur adalah milik-Nya. Lalu dimana aku
akan tinggal?”

”Dengar, ” Ibrahim berkata, ”Jika engkau terus-menerus durhaka kepada-Nya dan makan dari rizki-Nya dan tinggal di tanah-
Nya, setidaknya carilah tempat dimana Dia tidak dapat melihatmu, dan bermaksiatlah kepada-Nya disana.”

”Wahai Ibrahim!” laki-laki itu berseru, ”Bagaimana aku dapat melakukannya, sedangkan Dia Maha Mengetahui bahkan rahasia terdalam yang ada dalam dada manusia? Apa syarat keempat?” Dia
bertanya dengan nada putus asa.

”Bila malaikat maut datang untuk mengambil nyawamu, maka katakan kepadanya: ”beri aku tangguh, agar aku dapat melakukan taubat
nasuha dan melakukan amal kebaikan.”

”Bila waktunya tiba, malaikat tak akan mengabulkan permohonanku.” kata laki laki itu.

”Dengar,” Ibrahim berkata, ”Jika engkau tidak dapat menunda kematian untuk bertaubat, lalu bagaimana engkau berharap akan selamat?”

”Katakan kepadaku syarat yang kelima,” kata laki-laki itu. ”Bila malaikat penjaga neraka datang untuk membawamu pergi pada hari Kiamat , jangan pergi bersamanya.”

”Merek a t ida k akan melepaskanku, ” seru lak i laki itu.
”Lalu bagaimana engkau berharap akan selamat?” tanya Ibrahim.

”Hentikan, hentikan! Itu cukup bagiku, ” kata laki-laki itu. ”Aku memohon ampun kepada Allah dan aku sungguh bertaubat kepada- Nya.”

Sejak hari itu, laki-laki itu kemudian menghabiskan hidupnya untuk beribadah kepada Allah.

Sumber: Story of Repentance o l e h: Muhammad Abduh Maghawiri
Untaian Mutiara Hikmah, vol. 2/I, Edisi Juli 2009
http://www.raudhatulmuhibbin.org

Rabu, 23 Desember 2009

Hakim yang Bijak

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, Iyas bin Mu’awiyah al-Muzanni diangkat menjadi Qadhi (hakim) di Bashrah. Beliau terkenal sebagai hakim yang cerdas.

Alkisah tersebarlah berita tentang kecerdasan Iyas, sehingga orang-orang berdatangan kepadanya dari berbagai penjuru untuk bertanya tentang ilmu dan agama. Sebagian iingin belajar, sebagian lagi ada yang ingin menguji dan ada pula yang hendak berdebat kusir.

Diantara mereka ada Duhqan (seperti jabatan lurah di kalangan Persia dahulu) yang datang ke majelisnya dan bertanya:

Duhqan: “Wahai Abu Wa’ilah, bagaimana pendapatmu tentang minuman yang memabukkan?”

Iyas: “Haram!”

Duhqan: “Dari sisi mana dikatakan haram, sedangkan ia tak lebih dari buah dan air yang diolah, sedangkan keduanya sama-sama halal.”

Iyas: ”Apakah engkau sudah selesai bicara, wahai Duhqan, ataukah masih ada yang hendak kau utarakan?”

Duhqan: ” Sudah, silahkan bicara!”

Iyas: ”Seandainya kuambil air dan kusiramkan ke mukamu, apakah engkau merasa sakit?”

Duhqan: ”Tidak!”

Iyas: ”Jika kuambil segenggam pasir lalu kulempar kepadamu, apakah terasa sakit?”

Duhqan: ”Tidak!”

Iyas: ”Jika aku mengambil segenggam semen dan kulemparkan kepadamu, apakah terasa sakit?”

Duhqan: ”Tidak!”

Iyas: ”Sekarang, jika kuambil pasir, lalu kucampur dengan segenggam semen, lalu aku tuangkan air diatasnya dan kuaduk, lalu kujemur hingga kering, lalu kupukulkan ke kepalamu, apakah engkau merasa sakit?”

Duhqan: ”Benar, bahkan bisa membunuhku!”

Iyas: ”Begitulah halnya dengan khamr. Disaat kau kumpulkan bagian-bagiannya lalu kau olah menjadi minuman yang memabukkan, maka dia menjadi haram.”

Sumber: Mereka adalah Tabi’in, oleh: Dr. Abdurrahman Ra’fat Basya, hal. 70-71

Disalin Dari : Untaian Mutiara Hikmah, vol. 2/I, Edisi Juli 2009

KEUTAMAAN BULAN MUHARRAM

Dari Abu Bakrah, Rasulullah bersabda:
“Satu tahun itu dua belas bulan.Diantaranya ada empat bulan haram. Tiga bulan berturut-turut: Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Satu lagi adalah bulan Rajab yang terletak antara Jumadist Tsani dan Sya’ban”(HR.Bukhari,2958).

Hasan al-Bashri berkata: “Sesungguhnya Allah membuka awal tahun dengan bulan haram, dan menutup dengan bulan haram pula. Tidak ada bulan yang lebih agung di sisi Allah setelah Ramadhan di bandingkan bulan Muharram”.Pengagungan bulan ini bertambah mulia dengan penyandaran bulan ini kepada Allah. Nabi menyebutkan bulan Muharram dengan nama Syahrullah(bulan Allah).

Abu Utsman an-Nahdi mengatakan,”Adalah para salaf mengagungkan tiga waktu dari sepuluh hari yang utama: Sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan sepuluh hari pertama bulan Muharram”. Pada hari-hari tersebut disunnahkan memperbanyak amalan shalih, bertaubat dan berpuasa.

Pada bulan ini dosa dibalas dengan dosa yang besar, begitu juga dengan perbuatan baik. Untuk itu sangat dianjurkan bertaubat, meskipun taubat adalah tugas seumur hidup. Dan pada bulan ini pula disunnahkan berpuasa. Akan tetapi perlu diingat, tidak boleh berpuasa pada seluruh hari bulan Muharram, karena Rasulullah tidak pernah berpuasa pada sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan saja(HR. Bukhari,1971 dan Muslim,1157).

Rasulullah bersabda :
“Puasa paling afdhal setelah puasa Ramadhan adalah puasa Syahrullah al-Muharram”(HR.Muslim,1982).

Puasa ‘Asyura
‘Asyura adalah hari ke sepuluh bulan Muharram. Merupakan hari yang mulia. Ibnu ‘Abbas berkata: Nabi tiba di Madinah dan dia mendapatkan orang-orang Yahudi sedang berpuasa ‘Asyura. Nabi bertanya,”Puasa apa ini?”mereka menjawab,”Hari ini adalah hari baik, hari dimana Allah menyelamatkan Bani Isra’il dari kejaran muasuhnya, maka Musa berpuasa sebagai rasa bersyukurnya kepada Allah.”Nabi berkayta,”Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.”Akhirnya nabi berpuasa dan memerintahkan manusia berpuasa(HR.Bukhari dan Muslim).

Namun untuk menyelisihi orang-orang Yahudi kita disunnahkan berpuasa tanggal 9 dan 10(sebagaimana banyak ditunjukkan hadist). Namun berpuasa tanggal 10 saja tidak apa-apa,tapi tidak boleh berpuasa tanggal 9 saja. Sebelum diturunkan perintah puasa Ramadhan, Rasulullah mewajibkan puasa ‘Asyura.

Sumber : Ensiklopedi Amalan Sunnah di bulan Hijriyah, karya Abu ‘Ubaidah Yusuf as-Sidawi dan Abu ‘Abdillah Syahrul Fatwa.

Sabtu, 28 November 2009

Kisah Seorang Wanita yang Bertaubat

Imran bin al-Husain al-Khunza radhiallahu ‘anhu menceritakan bahwa ada seorang wanita dari Juhainah yang datang kepada Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam falam keadaan hamil karena berzina.

Ia berkata, “Wahai Rasulullah! Aku telah melanggar batas. Maka tegakkanlah hukum terhadapku.”

Kemudian Nabi memanggil salah seorang walinya agar memperlakukannya dengan baik. Beliau berkata, “Perlakukan dia dengan baik. Jika ia telah melahirkan maka bawalah dia kepadaku.” Maka ia melakukannya. Nabi pun memerintahkan untuk menghadirkan wanita tersebut. Lalu bajunya diikatkan pada tubuhnya. Lalu beliau memerintahkan agar wanita itu dirajam. Lalu Rasulullah menshalatkannya.

Umar radhiallahu ‘anhu berkata kepadanya, “Apakah engkau menshalatkan dia wahai Rasulullah? Sedangkan ia telah berbuat zina?”

Rasulullah bersabda, “Ia telah melakukan taubat dengan taubat yang apabila dibagikan kepada 70 penduduk Madinah, niscaya merea semua akan mendapatkan bagian. Apakah engkau mendapatkan keadaan yang lebih baik daripada ia yang telah menyerahkan dirinya kepada Allah?”

(HR. Muslim)

Menikah Karena Agamanya

Yahya bin Yahya an Naisaburi menceritakan: ”Suatu hari, ada seorang lelaki mendatangi Sufyan dengan berkata : ’Wahai , Aba Muhammad (yang dimaksud adalah Sufyan). Aku ingin mengadukan kepadamu tentang keadaan istriku. Aku menjadi lelaki yang paling hina dan rendah dimatanya”.

Maka Sufyan menggeleng-gelengkan kepala heran, dan kemudian berujar : ”Mungkin, keadaan itu muncul karena engkau menikahainya untuk meraih kehormatan?”

Lelaki itu pun mengakuinya: ”Ya, betul wahai Aba Muhammad”.

Sufyan lalu berpesan: ”Barang siapa pergi karena mencari kehormatan, niscaya akan diuji dengan kehinaan. Barangsiapa mengerjakan sesuatu lantaran dorongan harta, niscaya akan diuji dengan kefakiran. Barang siapa bergerak karena dorongan din, niscaya Allah akan menghimpun kehormatan dan harta bersama dinnya”.

Berikutnya, Sufyan mulai berkisah :”Kami adalah empat bersaudara, Muhammad, Imran, Ibrahim, dan aku sendiri. Muhammad adalah kakak sulung., Imran anak bungsu. Sedangkan aku berada di tengah-tengah. Tatkala Muhammad ingin menikah, ia menginginkan kemuliaan nasab. Maka ia menikahi wanita yang lebih tinggi status sosialnya. Kemudian Allah mengujinya dengan kehinaan.

Sedangkan Imran, (saat menikah) ingin mendapatkan harta. Maka ia menikahi wanita yang lebih kaya dari dirinya. Allah kemudian mengujinya dengan kemiskinan. Keluarga wanita mengambil seluruh yang dimilikinya, tidak menyisakan sedikitpun. Aku pun merenungkan nasib keduanya. Sampai akhirnya Ma’mar bin Rasyid datang menghampiriku. Aku pun berdiskusi dengannya. Aku ceritakan kepadanya peristiwa yang menimpa para saudaraku. Ia mengingatkanku dengan hadits Yahya bin Ja’daj dan hadits ’Aisyah.
Hadits Yahya bin Ja’dah yang dimaksud, yaitu sabda Nabi Shollallahu ’alayhi wa sallam:”Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, status sosialnya, kecantikannya dan dinnya. Carilah wanita yang beragama, niscaya tanganmu akan beruntung”.

Sedangkan hadits ’Aisyah, Nabi Shollallahu ’alayhi wa Sallam bersabda :Wanita yang paling besar berkahnya adalah waniya yang paling ringan beban pembiayaannya”
Maka, aku memutuskan untuk memilih bagi diriku (wanita yang) memiliki din dan beban yang ringan untuk mengikuti Sunnah Rasulullah Shollallahu ’alayhi wa sallam. Allah menghimpunkan bagiku kehormatan dan limpahan harta dengan sebab agamanya”.
Itulah salah satu hikmah yang muncul dari lisannya. Tidak sedikit untaian hikmah dari Sufyan yang mencerminkan kedekatannya dengan Al Khaliq, Allah Subhaanahu wa Ta’Ala.

Sumber : Jilbab.or.id

Pengaruh Diterimanya Shadaqah Meskipun Diserahkan pada Orang yang tidak Semestinya

Imam Al-Bukhari meriwayatkan dala kitab shahihnya (nomor hadist 1421) dari Abu Hurairah Radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Seseorang mengatakan:”Benar-benar aku akan bershadaqah”. Maka ia keluar membawa shadaqahnya lalu meletakkan di tangan seorang pencuri.

Esoknya orang-orang memperbincangkan:”sSeorang pencuri sudah diberi shadaqah”.

Ia berkata: Ya Allah,hanya bagi-Mu lah segala pujian.Sungguh aku akan bershadaqah lagi”. Ia pun keluar membawa shadaqahnya lagi kemudian menyerahkannya di tangan seorang wanita pelacur.

Paginya mereka berkata:”Semalam seorang pelacur diberi shadaqah”.

Ia berkata:”ya Allah hanya bagi-Mulah semua pujian bagi pelacur!Sungguh-sungguh aku akan bershadaqah”.Ia pun keluar membawa shadaqah dan meletakkannya di tangan seorang kaya”.

Paginya mereka mengatakan:”Seorang kaya telah diberi shadaqah”.

Ia berkata:”Ya Allah,hanya milik Engkau-lah segala pujian,atas pencuri,pelacur,dan atas orang kaya”.

Orang itu didatangkan dan dikatakan padanya:”Adapun shadaqahmu kepada pencuri bisa membuat pencuri ia berhenti dari perbuatannya itu.Ada pun kepada pelacur semoga ia menahan diri dari perbuatan zinanya,dan ada pun kepada seorang kaya barangkali ia mau mengambil pelajaran lalu menginfakkan sebagian hartanya yang Allah anugrahkan kepadanya”.

Kamis, 19 November 2009

Kisah Seorang Raja yang Meninggalkan kekuasaannya dan Lebih Memilih Berkosentrasi Untuk Ibadah

Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan hadist yang dishahihkan Albani dalam Silsilah Ahadist Shahihah (no. hadist 2833) dari Abdullah bin Mas’ud secara marfu’.

“Ada seorang raja yang tinggal di istananya, ia merenung. Ia sadar bahwa kerajaannya itu pasti hilang dan kedudukannya tersebut telah melalaikan dirinya dari ibadah kepada Rabb-nya. Kemudian pada suatu malam dengan diam-diam dia pergi meninggalkan istana dan pagi harinya ia telah berada di daerah kekuasaan raja lain. Ia menunju ke pantai. Di tempat itu dia bekerja sebagai pembuat batu bata dengan imbalan upah, yang digunakan untuk makan dan menshadaqahkan selebihnya. Keadaan itu terus berlangsung sehingga keadaan,ibadah dan kedermawananya dilaporkan pada raja mereka.

Raja mengirim utusan kepadanya supaya menghadap,namun ia menolak. Berkali-kali raja memanggilnya namun ia tetap enggan menghadap,dan berkata:”Ada urusan apa antara aku dan dia:”Akhirnya rajalah yang berkenan datang dengan mengendarai kendaraan. Ketika melihatnya orang tersebut berpaling dan lari. Melihat hal tersebut raja itu pun lari kencang mengejarnya namun tidak bisa menyusul.

Akhirnya raja memanggil:”Wahai hamba Allah,sungguh aku tidak bermaksud buruk kepadamu”. Orang itu pun berhenti,berdiri sampai raja menyusulnya,lalu berkata padanya:”Siapa nama anda? Semoga Allah merahmati anda.”Ia menjawab:”Fulan bin Fulan bin Fulan raja kerajaan….aku telah merenukan diriku lalu aku sadar bahwa kekuasaan yang aku miliki pasti akan hilang. Sungguh kerajaan ini telah menyibukkanku dari beribadah kepada Rabb-ku. Maka aku tinggalkan dan datang ke tempat ini untuk beribadah kepada Rabb-ku. Raja berkata:”Anda tidak lebih butuh terhadap apa yang anda lakukan dibanding diriku”.Selanjutnya ia turun dari kendaraannya dan melepas hewan tersebut. Kemudian mengikuti orang itu. Kedua orang tersebut sama-sama beribadah kepada Allah kemudian berdo’a kepada-Nya agar mewafatkan mereka berdua. Akhirnya keduanya meninggal.

Ibnu Mas’ud bekata: “Seandainya sedang berada di tanah berpasir di Mesir aku akan memperlihatkan kubur keduannya kepada kalian berdasarkan cirri-ciri yang disebutkan Rasulullah”.

Sumber : “Kisah yang Dikisahkan oleh Nabi”

MENGEJAR AMPUNAN DI HARI ARAFAH

Dituturkan oleh Ummul Mu’minin Aisyah bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda:

“Tidak ada suatu hari yang Allah lebih banyak membebaskan seseorang dari api Neraka melainkan hari Arafah. Sesungguhnya Allah mendekat dan berbangga di hadapan malaikatnya seraya berkata: Apa yang mereka inginkan?”(HR. Muslim,1348).
Selanjutnya dari Abu Qatadah bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wassalam ditanya tentang puasa Arafah, beliau menjawab :

“Puasa Arafah menghapus dosa tahun lalu dan tahun yang akan datang”(HR. Muslim,1662).

Ketahuilah bahwa hari Arafah merupakan hari yang penuh dengan keutamaan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini. Karena hari Arafah adalah hari pengampunan dosa, hari bagi jemaah haji untuk wukuf, dan dianjurkan bagi yang tidak berhaji untuk berpuasa pada hari itu. Hari itu adalah hari penyempurnaan agama dan nikmat yang agung kepada umat islam. Hingga mereka tidak butuh agama selainnya. Allah menjadikan agama islam sebagai agama penutup dari ummat ini, tidak diterima agama apapun selain islam.

Dari ‘Umar bin Khaththab bahwasanya seorang Yahudi yang berkata padanya,”Wahai Amirul Mu’minin, sebuah ayat dalam kitab kalian yang kalian membacanya, andaikata ayat itu turun kepada kami,niscaya hari turunnya ayat itu akan kami jadikan hari raya.” ‘Umar bertanya,”Ayat apa itu?” Dia menjawab,”Firman Allah yang berbunyi :

“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu agamamu.”(QS. Al-Maidah (5) : 3).

‘Umar kembali berkata,”Sungguh kami mengetahui hari dan tempat turunya ayat itu, ayat itu turun kepada Nabi kita dan dia sedang berdiri di Arafah pada hari jum’at.”(HR. Bukhari,45.Muslim,3017).


Sumber : Ensiklopedi Amalan Sunnah di bulan Hijriah, karya Abu ‘Ubaidah Yusuf as Sidawi dan Abu‘Abdillah Syahrul Fatwa.

Senin, 26 Oktober 2009

Syirik Kecil Berujung Neraka

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menuturkan: Aku pernah mendengar Rasulullah Shollallahu ‘alayhi wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya orang yang pertama kali diberi keputusan pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid. Lalu ia didatangkan dihadapan Allah. Kemudian Allah memperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatanNya yang diberikan kepadanya. Lalu orang tersebut mengakuinya. Allah pun berfirman, ‘Apa yang kamu kerjakan padanya?’

Ia berkata, ‘Aku berperang karena diri-Mu, hingga aku mati syahid.’

Allah berfirman, ‘Engkau telah berdusta. Sesungguhnya engkau berperang agar dikatakan sebagai pemberani dan hal itu telah dikatakan.’

Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa lalu diseret mukanya hingga ia dilemparkan ke neraka.

Lalu seseorang yang belajar suatu ilmu kemudian mengajarkannya, dan membaca Al-Qur’an lalu didatangkan di hadapan Allah. Kemudian Allah memperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatanNya yang diberikan kepadanya. Lalu orang tersebut mengakuinya. Allah pun berfirman, ‘Apa yang kamu kerjakan padanya?’

Ia menjawab, ‘Aku mempelajari suatu ilmu dan mengajarkannya serta membaca al-Qur’an karena-Mu.’

Allah berfirman: ‘Engkau berdusta. Sebenarnya, engkau mempelajari suatu ilmu, mengajarkannya dan membaca al-Qur’an agar dikatakan bahwa engkau adalah orang yang ahli membaca. Dan hal itu telah dikatakan.’ Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa lalu diseret mukanya hingga ia dilemparkan ke api neraka.

Lalu ada seorang yang telah Allah berikan kepadanya kelapangan dan berbagai macam harta. Kemudian Allah memperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatanNya yang diberikan kepadanya. Lalu orang tersebut mengakuinya. Allah pun berfirman, ‘Apa yang kamu kerjakan padanya?’

Ia menjawab, ‘Tidak ada suatu jalan yang Engkau senang untuk diberi infak kecuali aku telah mengeluarkan infak padanya demi Engkau.’

Allah berfirman, ‘Engkau telah berdusta. Tapi engkau melakukannya agar dikatakan sebagai orang yang dermawan dan hal itu telah dikatakan.’ Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa, lalu diseret mukanya, kemudian dilemparkan ke dalam neraka.”

(Hadits Riwayat Muslim)

Dikutip dari www.jilbab.or.id

TIDUR TIDAK HANYA SEKEDAR ISTIRAHAT

Setiap manusia butuh istirahat. Tidur merupakan salah satu istirahat yang sangat dibutuhkan oleh setiap. Dengan tidur orang dapat menghilangkan rasa lelahnya dan memperbaiki kerja otaknya. Sehingga setelah bangun orang akan merasa segar kembali dan siap melakukan aktivitasnya.

Rata-rata orang dewasa tidur 6 – 8 jam sehari. Sebagian besar dilakukan di malam hari dan ada juga yang menambah waktu tidur di siang hari. Namun selain lama tidur, kualitas tidur juga sangat perlu di perhatikan. Sering orang yang memiliki gangguan tidur tidak mendapatkan manfaat dari tidurnya. Akibatnya tubuh akan terasa lelah, sulit berkosentrasi, reflek melambat, rasa lemah, gangguan memori, dan lain-lain. Bahkan gangguan tidur dapat menyebabkan hipertensi, stroke, diabetes dan serangan jantung. Agar tidur berkualitas perlu diperhatikan waktu tidur, kondisi tempat tidur, dan juga kebiasaan sehari-hari.

Waktu tidur yang paling baik adalah malam hari. Saat tengah malam tubuh melakukan pembersihan(de-toxin) racun-racun yang ada dalam tubuh dan juga pembentukan sel darah merah di sumsum tulang. Pada pagi harinya racun-racun tersebut harus dibuang dari tubuh sehingga kita harus buang air pada pagi harinya. Untuk itu jangan tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang, karena itu akan mengacaukankan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna yang ada di tubuh kita.

Hindari tidur pagi. Kebiasaan tidur pagi mengurangi produktivitas diri kita. Karena waktu pagi merupakan waktu yang sangat baik bagi tubuh untuk beraktivitas. Selain itu pagi hari merupakan waktu penyerapan gizi yang paling optimal oleh usus halus. Sehingga sangat dianjurkan makan pagi.

Tidur di siang hari merupakan pilihan yang paling baik untuk menambah tidur malam. Banyak penelitian menyimpulkan tidur siang dapat meningkatkan fungsi kognitif, mengurangi resiko serangan jantung, mengurangi stress dan meningkatkan kualitas kesehatan. Akan tetapi tidur siang harus dijaga tidak terlalu lama atau sampai sore hari. Tidur siang cukup 30 sampai 45 menit saja. Karena tidur siang yang terlalu lama atau tidur di sore hari dapat menyebabkan susah tidur malam. Akibatnya bangun pagi bisa kesiangan. Selain itu jangan tidur setelah makan karena dapat meingkatkan resiko terkena diabetes.

Kondisi tempat tidur memberi pengaruh terhadap nyenyaknya tidur seseorang. Usahakan kondisi tempat tidur senyaman mungkin. Usahakan suhu tempat tidur tidak terlalu panas agar tidur bisa lebih baik. Sinar matahari yang cukup, ventilasi dan ruang tidur yang tidak sempit akan menjadikan tidur lebih baik. Biasakan menggosok gigi sebelum tidur dan jangan tidur saat perut kosong. Gunakan kasur dan bantal yang cukup nyaman. Hindari tidur telungkup karena itu dapat menyebabkan cedera punggung dan gangguan sirkulasi. Posisi tubuh yang miring ke kanan merupakan posisi yang sangat baik kerena organ tubuh akan berada dalam posisi yang ideal. Selain itu kebiasaan tidur yang miring ke kana dapat mengurangi resiko serangan jantung. Jika tidur telentang sebaiknya beri bantalan di kaki.

Biasakan pola hidup sehat agar kita dapat tidur dengan baik. Olah raga dan tidur siang yang singkat dapat meningkat kualitas tidur di malam hari. Tetapi jangan olah raga di malam hari(sebelum tidur), karena dapat menyebabkan gangguan tidur seperti insomnia. Jauhi makanan dan minuman yang tidak baik bagi tidur kita seperti rokok, alcohol, makanan berlemak, pedas dan kopi. Perbanyak konsumsi makanan yang dapat meningkatkan kualitas tidur seperti vitamin B, asam folat, magnesium dan kalsium. Hindari penggunaan obat tidur karena dapat menyebabkan ketergantungan.

Apabila ada gangguan tidur segera atasi. Karena itu tidak baik bagi tubuh kita. Selain dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, gangguan tidur dapat menurunkan produktivitas kerja. Bahkan berdasarkan sebuah penelitian gangguan tidur dapat menurunkan fungsi organ secara bertahap sehingga dapat mempercepat kematian.

“Memang bukan kondisi yang langsung membunuh secara akut. Ini adalah gangguan yang sifatnya menggerogoti kesehatan pelan-pelan,” jelas Dr. Michael J. Twery, direktur National Center on Sleep Disorders Research.

Sabtu, 24 Oktober 2009

Pengaruh Tawakal dan Takut Kepada Allah dalam Mewujudkan Keinginan

Imam Al-Bukhari dalam kitab shahihnya meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Rasulullah, bahwa beliau menceritakan tentang seorang laki-laki Bani Israil yang meminta kepada seseorang agar meghutanginya 1000 dinar, ia berkata: “Bawalah beberapa orang sebagai saksi”.
Ia berkata lagi: “Bawalah kepadaku orang yang menjaminnya”. Dia menjawab: “Cukuplah Allah sebagai penjamin”.
Ia berkata: “Engkau benar”.

Ia pun menyerahkan (pinjaman) kepadanya sampai tempo tertentu. Selanjutnya orang tersebut bepergian mengarungi lautan, dan setelah menyelesaikan keperluannya kemudian mencari kapal yang bisa ia tumpangi untuk datang kembali kepada pemilik uang yang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Iapun mengambil sebatag kayu, melubanginya, memasukkan uang 1000 dinar dan selembar surat untuk sahabatnya pada kayu tersebut, kemudian meratakan (menutup) kembali lubang itu. Selanjutnya membawa ke laut.
Ia berkata: “ Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku berhutang kepada si Fulan sejumlah 1000 dinar, ia meminta seorang peminam kepadaku, akupun menjawab: “Cukuplah Allah sebagai penjamin”, ternyata ia mau menerima (jaminan)-Mu. Dan juga meminta seorang saksi kepadaku,lantas aku berkata: “Cukuplah Allah sebagai saksi”, ternyata ia juga rela dengan (kesaksian)-Mu.Dan (Engkau tahu) bahwa aku telah berusaha dengan sungguh-sungguh mendapatkan kapal untuk mengirimkan kepadanya apa yang menjadi haknya namun aku tidak kuasa. Maka aku percayakan kayu ini kepada Engkau”. Iapun melemparkannya ke laut sampai terbawa ke tengah lautan, setelah itu ia pergi.

Dalam pada itu, ia masih mencari kapal untuk pulang ke negerinya. Pada saat itu keluarlah orang yang menghutangi, menanti barangkali ada kapal yang datang membawa hartanya. Tiba-tiba ia melihat kayu yang di dalamnya ada harta tersebut. Ia pun mengambilnya untuk diberikan kepada istrinya sebagai kayu bakar. Dan ketika ia membelah kayu tersebut ia menemukan harta dan sepucuk surat.

Kemudian tibalah orang yang ia beri pinjaman menyerahkan 1000 dinar,seraya berkata: “Demi Allah, aku sudah berusaha mencari kapal untuk menyerahkan harta Anda namun aku tidak mendapat satu kapal pun sebelum yang aku tumpangi ini.
Ia berkata: “Apakah Anda telah mengirimkan sesuatu kepadaku?”
Dia menjawab: “ aku beritahukan kepada Anda bahwa aku tidak menemukan kapal sebelum yang aku tumpangi ini”.
Ia berkata: “Sesungguhnya Allah telah menyampaikan yang engkau kirimkan lewat kayu itu. Bawalah pergi uang 1000 dinar tersebut dengan senang hati”.

(sumber: Kisah yang Dikisahkan oleh Nabi Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam)

Kamis, 22 Oktober 2009

RAHASIA DI BALIK KUNYIT

Kunyit merupakan salah satu rempah-rempah yang sangat dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat. Memiliki nama latin Curcuma domestika dan family Zingiberaceae, kunyit merupakan tumbuhan asli Asia terutama Asia Tenggara. Sekarang penyebarannya telah sampai ke Afrika dan Australia.

Berdasarkan hasil penelitian, telah diketahui komponen-komponen kimia yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Antara lain :
1. Minyak atsiri atau volatile oil sebanyak 6%, (meliputi Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil ) terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan .
2. Kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50-60%, monodesmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin). Kurkuminoid merupakan zat warna kuning pada kunyit.
3. Karbohidrat 3%.
4. Protein 30%.
5. Lemak 1%-3%.
6. Pati 8%.
7. Vitamin C 45%-55%.
8. Garam-garam mineral (zat besi, fosfor, dan kalsium).

Dari komponen-komponen kimia tersebut kurkuminoid merupakan yang paling sering diperhatikan karena kandungannya.Pada kurkuminoid, senyawa kurkumin merupakan komponen terbesar. Sehingga sering kadar total kurkuminoid dihitung dengan satuan % kurkumin. Oleh sebab itu beberapa penelitian baik fitokimia maupun farmakologi lebih ditekankan pada kurkumin.

Dengan komponen-komponen kimia yang dikandungnya, kunyit memiliki banyak manfaat. Selain sering digunakan sebagai rempah-rempah, kunyit juga sering digunakan sebagai bahan pewarna karena mengandung kurkuminoid. Kunyit merupakan bahan pewarna alami yang sangat efektif. di samping itu, kunyit lebih banyak digunakan sebagai flavoring. Makin tinggi kandungan minyak atsirinya, makin kuat cita rasa dan aroma kunyit. Makin tinggi kandungan curcuminnya, makin besar kekuatan pewarnaannya (Radiyat, Tri dkk, 2007).

Aktivitas Farmakologi
Beberapa penelitian secara in vitro dan in vivo menunjukkan, kunyit mempunyai aktivitas sebagai antiinflamasi (antiperadangan), aktivitas terhadap peptic ulcer, antitoksik, antihiperlipidemia, dan aktivitas antikanker (Sumiatri, Triyani dan I Ketut Adnyana, 2008).

Berdasarkan penelitian Triyani Sumiati, S.Si., Mahasiswa Pascasarjana Farmasi FMIPA ITB, dan I Ketut Adnyana, M.Si., Ph.D., Staf pengajar Departemen Farmasi FMIPA ITB pada tahun 2008 mengatakan, efektif sebgai antiinflamasi. Dari percobaan yang dilakukan pada tikus dan kelinci diperoleh hasil, kurkumin hanya dapat dideteksi pada feses, namun tidak pada sel darah, plasma atau urine. Artinya untuk memberikan efek antiinflamasi kunyit tidak boleh diberikan per oral, harus diberikan intraperitoneal. Sedangkan minyak atsiri dari rimpang kunyit menunjukkan aktivitas antiinflamasi melalui penghambatan enzim tripsin dan hialuronidase

Selain itu kunyit juga memiliki manfaat dalam mengobati gastritis. Kunyit dapat menurunkan sekresi gastrik dan meningkatkan kandungan musin (Sumiatri, Triyani dan I Ketut Adnyana, 2008). Musin berguna melindungi lapisan mukosa lambung dari sifat asam lambung yang sangat asam yang dapat melukai lapisan mukosa lambung.

Pada penelitiannya Triyani Sumiarti dan I Ketut Adnyana juga telah membuktikan kegunaan kunyit lainnya. Antara lain mencegah kerusakan hati, menurunkan semua komposisi lipid termasuk kolesterol, mencegah pembekuan darah, dan mencegah kanker.

Untuk tingkat keamanan Triyani Sumiarti dan I Ketut Adnyana mengatakan ekstrak kunyit sangat aman digunakan untuk dosis terapi. Rimpang kunyit yang diberikan secara oral tidak memberikan efek teratogenik (dampak pada embrio/janin). Akan tetapi keamanan ekstrak kunyit selama kehamilan belum terbukti, sehingga pemakaian selama masa kehamilan harus dilakukan di bawah pengawasan medis.Untuk ibu menyusui, ekskresi melalui ASI dan efeknya terhadap bayi belum terbukti. Sebaiknya penggunaan ekstrak kunyit pada ibu menyusui sebaiknya juga di bawah pengawasan medis.

Berdasarkan uji toksisitas ditemukan bahwa kunyit baru memberikan efek toksik terhadap tubuh manusia jika dikonsumsi sebanya 50 kali dosis yang biasa digunakan manusia setiap hari (Sumiatri, Triyani dan I Ketut Adnyana, 2008). Sehingga untuk penggunaannya sehari-hari tidak masalah karena memiliki ambang batas yang sangat lebar.

Selain kunyit, masih banyak bahan rempah-rempah lainnya yang memiliki khasiat seperti kunyit seperti jahe dan kencur. Kunyit, jahe dan kencur juga mengandung antioksidan yang cukup tinggi. Sehingga dapat dan meningkatkan daya tahan tubuh manusia.