Oleh : M. Aidil Meika Jasmi
Pada manusia terbentuk tiga sistem ginjal yang berbeda, agak saling tumpang tindih, dengan urutan dari kranial ke kaudal selama kehidupan dalam kandungan yaitunpronefros, mesonefros, dan metanefros. Yang pertama rudimenter dan tidak berfungsi, yang kedua mungkin berfungsi dalam waktu yang pendek dalam masa janin awal, yang ketiga membentuk ginjal tetap.javascript:void(0)
Pada minggu ke tiga terbentuk pronefros. Pronefros ini terbentuk di derah servika dan bersifat sementara. Pronefros ini berdegenerasi pada minggu lima sampai delapan tapi saluran keluarnya tertinggal dan menjadi saluran keluar utama dari mesonefros yang akan terbentuk kemdian.
Minggu ke empat akan terbentuk mesonepros. Struktur ini lebih mendekati ginjal dewasa dan punya nefron-nefron yang berfungsi serta glomerulus yang rudimenter. Pada perkembangan selanjutnya mesonefros juga mengalami regresi tetapi saluran keluar utama tertinggal dan disebut duktus woff.
Sewaktu perkembangan mesonefros, ia akan membentuk birai ( ridge ) urogenital. Bagian lateral dari birai urogenital akan membentuk metanefros. Bagian medial dari birai urogenital akan berkembang menjadi birai genital yang membentuk alat kelamin.
Pada minggu ke lima akan terbentuk metanefros yang akan berkembang menjadi ginjal definitif. Pada minggu ke delapan metanefros dan ureterik bud akan membentuk struktur lengkap dari ginjal dan ureter.
Satuan-satuan ekskresi ginjal berasal dan berkembang dari mesoderm metanefros. Saluran pengumpul ginjal permanen berkembang dari tunas ureter, suatu tonjolan saluran mesonefros di dekat muaranya ke kloaka. Tunas ureter ini menembus jaringan metanefros. Selanjutnya tunas ini melebar membentuk piala ginjal ( pelvis renalis ) primitif, dan terbagi menjadi kranial dan kaudal yang kelak akan menjadi kalises mayores.
Sambil menembus lebih jauh ke dalam jaringan metanefros tiap-tiap kaliks membentuk dua tunas baru. Tunas-tunas ini masing-masing terus membelah lagi hingga terbentuk 12 generasi saluran atau lebih. Sementara itu di bagian tepi terbentuk lebih banyak saluran hingga akhir bulan ke lima. Saluran generasi kedua membesar dan menyerap masuk saluran generasi ke tiga dan ke empat sehingga terbentuklah kalises minor piala ginjal. Pada perkembangan selanjutnya salluran pengumpul generasi kelima dan seterusnya sangat memanjang dan menyebar dari kaliks minor sehingga membentuk piramida ginjal. Dengan demikian tunas ureter membentuk ureter, piala ginjal, kaliks mayor dan minor, dan kurang lebih satu hingga tiga juta saluran pengumpul.
Tiap-tiap saluran yang baru terbentuk dibagian ujungnya ditutupi oleh topi jaringan metanefrik. Dibawah pengaruh induktif tubulus ini, sel-sel topi jaringan metanefrik ini akan berkembang membentuk nefron bersama berkas-berkas kapiler.
Selama perkembangan minggu ke-4 hinggak ke-7 septum urogenital membagi kloaka menjadi saluran anorektal dan sinus urogenitalis. Selaput kloaka sendriri kemudian menjadi membrana urogenitalis di anterior dan membrana analis di posterior. Tiga bagian sinus urogenitalis primitif tersebut dapat dibedakan :
• Bagian atas yang paling besar adalah kandung kemih.
• Bagian selajutnya berupa sebuah saluran yang agak sempit, yaitu snus urogenitalis bagian panggul, yang pada pria membentuk uretra pars prostatika dan pars membranosa.
• Bagian terakhir adalah sinus urogenitalis tetap yang juga dikenal sebagai sinus urogenitalis bagian penis. Bagian ini sangat memipih ke samping dan terpisah dari dunia luar oleh membran urogenitalis. ( perkembangan sinus urogenitalis tetap setiap jenis kelamin berbeda ).
Selama pembagian kloaka, bagian kaudal duktus mesonefros berangsur-angsur diserap ke dalam dinding kandung kemih. Akibatnya ureter yang tadinya merupakan tonjolan keluar dari saluran mesonefros, masuk ke kandung kemih secara tersendiri. Sebagai akibat naiknya ginjal muara ureter bergerak lebih ke kranial lagi, duktus mesonefros bergerak saling mendekati untuk masuk ke uretra pars prostatika dan pada pria menjadi duktus ejakulatorius. Karena duktus mesonefros maupun ureter berasal dari mesoderm, selaput lendir kandung kemih yang dibentuk oleh gabungan dari kedua saluran ini ( trigonum kandung kemih ) berasal dari mesoderm. Dalam perkembangan selanjutnya, lapisan mesoderm pada segitiga tadi diganti oleh epitel endoderm, sehingga akhirnya seluruh permukaan dalam kandung kemih dilapisi oleh epitel yang berasal dari endoderm.
Sistem ginitalis terdiri atas gonad atau gonad primitif, duktus genitalis, dan genitalis eksterna. Ketiga unsur ini melewati suatu tahap indiferen yang memungkinkan mereka berkembang ke arah pria atau wanita. Kromosom Y adalah penentu testis dan menyebabkan berkembangnya korda medulla ( testis ), tebentuknya tunika albuginea, dan korda korteks ( ovarium ) gagal berkembang. Bila tidak ada kromosom Y pembentukan ovarium akan terangsang disertai dengan perkembangan korda korteksnya yang khas, hilangnya korda medulla, dan gagalnya tunika albuginea untuk berkembang. Apabila sel-sel benih primorial gagal mencapai gonad indiferen, gonad tersebut akan tetaap indiferen atau hilang.
Sistem duktus indiferen dan genitalia eksterna berkembang di bawah pengaruh hormon. Testosteron yang dihasilkan testis merangsang perkembangan duktus mesonefros ( vasdeferen-epididimis ), sambil substansi penghambat muleri ( SPM ) menekan duktus paramesonefros ( sistem saluran wanita ). Dihidrotestosteron merangsang perkembangan genitalia eksterna, penis, skrotum, dan prostat. Estrogen mempengaruhi perkembangna sistem paramesonefros wanita, termasuk tuba uterina, rahim, dan bagian atas vagina. Hormon ini juga merangsang genitalia eksterna, termasuk klitoris, labia, dan bagian bawah vagina. Kesalahan-kesalahan produksi dan sensitivitas terhadap hormon testis menyebabkan menonjolnya ciri-ciri wanita di bawah pengaruh estrogen ibu dan estrogen plasenta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar