Tidak ada yang lebih aku sesali dari pada penyesalanku terhadap hari dimana ketika matahari tenggelam, sementara umurku berkurang tetapi amalku tidak bertambah (Abdullah bin Mas'ud).
Tampilkan postingan dengan label Artikel Kedokteran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Kedokteran. Tampilkan semua postingan

Kamis, 15 Desember 2011

Terapi Nutrisi pada Hipertensi

Oleh :
Imil Irsal Imran


Dalam masyarakat kita dewasa ini, banyak penyakit-penyakit kronis yang menimpa segala lapisan masyarakat, salah satunya adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi saat ini merupakan penyakit yang umum terjadi di masyarakat. Hipertensi seringkali tidak disadari karena tidak mempunyai gejala khusus. Namun penyakit ini memiliki banyak komplikasi terutama ke organ-organ vital seperti jantung, otak, ginjal, dan lain-lain. Sebagian dari penderita hipertensi ada yang kurang menanggapi, tetapi tidak sedikit pula yang mencari pertolongan dengan segera.

Hipertensi adalah tekanan darah arterial yang tinggi, dengan berbagai kriteria sebagai batasannya telah diajukan, yaitu tekanan sistol lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastol lebih dari 90 mmHg. Hipertensi dapat memiliki penyebab yang tidak diketahui (esensial) atau berkaitan dengan penyakit primer lain (hipertensi sekunder).1

Di seluruh dunia, hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup lazim ditemukan, terutama di negara-negara maju dan pada lanjut usia (kelompok penduduk yang berumur 35 tahun ke atas). Di Amerika Serikat, sekitar 18-32% penduduknya menderita hipertensi. Di Cina persentase kasusnya lebih rendah, yaitu sekitar 13%. Tetapi hal yang umum dari fenomena ini adalah bahwa sebagian besar kasus hipertensi itu tidak terkontrol.2

Di Indonesia sendiri telah banyak dilakukan pengumpulan data prevalensi. Hasilnya menunjukkan di daerah pedesaan  masih banyak penderita hipertensi yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan, baik dari segi case-finding maupun penatalaksanaan pengobatannya. Jangkauan masih sangat terbatas dan sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Prevalensi terbanyak berkisar antara 6% sampai dengan 15%.3

Hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering dijumpai pada usia 35 tahun atau lebih. Namun resiko ini meningkat seiring bertambahnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Faktor risiko ini akan meningkat bagi orang yang memiliki orang tua dengan riwayat hipertensi. Selain itu ada juga faktor-faktor lain yang meningkatkan risiko hipertensi seperti obesitas, konsumsi garam, stress, dan olah raga. Namun faktor-faktor tersebut bisa dimodifikasi dengan menerapkan gaya hidup sehat.3

Diketahui 9 dari 10 orang yang menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya. Itulah sebabnya hipertensi dijuluki pembunuh diam-diam atau silent killer. Seseorang baru merasakan dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi seperti penyakit jantung koroner, perdarahan otak, stroke, kelumpuhan yang dapat mengurangi kualitas hidup. Hipertensi pada dasarnya juga mengurangi harapan hidup para penderitanya.4,5

Pengelolaan pasien hipertensi rawat inap dilakukan dengan terapi obat dan terapi nutrisi. Keberhasilan terapi nutrisi untuk pasien hipertensi dipengaruhi oleh faktor tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi.6 Obat-obatan yang diberikan seperti Calcium Chanel Blocker (CCB), β-Blocker, diuretik, dan lain-lain.3 Sedangkan terapi nutrisinya antara lain mengurangi konsumsi garam dan mengurangi konsumsi kolesterol untuk mencegah komplikasi.

Terapi nutrisi merupakan hal yang sangat penting dalam pengelolaan hipertensi agar tidak jatuh kepada kondisi yang lebih berat atau komplikasi. Untuk itu puskesmas sebagai unit pelaksana fungsional berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan yang penting dalam melakukan penatalaksaan hipertensi dengan terapi nutrisi.

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses-proses dalam tubuh manusia untuk menerima dan mengolah makanan. Proses tersebut yaitu digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan. Nutrisi berguna untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. 7,8,9Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh, enam kategori zat makanan adalah karbohidrat sebagi sumber energi yang utama, protein, lemak, vitamin dan mineral serta air. 10,11

Pada penderita hipertensi, pengaturan nutrisi untuk mengendalikan tekanan dah. Sehingga terapi nutrisi mejadi bagian dari terapi non farmakologis pada kasus hipertensi selain menngubah gaya hidup.

Tabel 3.2 Tabel terapi non farmakologi pada hipertensi12

Diet
Makan kaya buah, sayur, susu, rendah lemak
Penurunan tekanan sistol 8-14 mmHg
Diet
Garam dikurangi menjadi tidak lebih dari 100mEq/L (2,4 gram garam natrium atau 6 gram garam dapur) sehari
Penurunan tekanan sistol 2-8 mmHg
Menurunkan berat badan
 18,5 – 24,9
Penurunan tekanan sistol 5-10 mmHg/10 kgBB turun
Aktivitas fisik
Gerak badan teratur, misalnya jalan 30 menit/hari
Penurunan tekanan sistol 4-9 mmHg


Faktor penyebab utama terjadinya hipertensi adalah  arterosklerosis yang didasari dengan konsumsi lemak berlebih, oleh karena untuk mencegah timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang berlebih disamping pemberian obat-obatan bilamana diperlukan. Pembatasan konsumsi lemak sebaiknya dimulai sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama pada orang-orang yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang menjelang usia lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi lemak pada usia mendekati menopause.13

Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah “gizi seimbang”, dimana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari “kuantitas” dan “kualitas” yang terdiri dari:13
  • Sumber karbohidrat : biji-bijian.
  • Sumber protein hewani : ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu rendah/bebas lemak.
  • Sumber protein nabati : kacang-kacangan dan polong-polongan serta hasil olahannya.
  • Sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah-buahan segar.

Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus.13

Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :13
  1. Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
  2. Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
  3. Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet.

Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.13

Selain pembatasan garam, penderita hipertensi perlu mengurangi berat badan dan pembatasan konsumsi alkohol. Menurut penelitian insiden hipertensi meningkat lebih dari 54% pada orang gemuk. Peneliti juga mendapatkan penurunan tekanan darah sebesar 12,7 mmHg sampai 20 mmHg pada penurunan berat badan rata-rata 11,7kg.14

Bagi penderita hipertensi yang gemar mengkonsumsi alkohol perlu melakukan pembatasan minum alkohol. Minum alcohol merupakan penyebab hipertensi sekunder yang paling banyak, diperkirakan sebanyak 5-12 % kasus.14



DAFTAR PUSTAKA
1.      Dorlan, W.A  Newman.2006.Kamus  Kedokteran. Editor  Bahasa  Indonesia: dr,Andy  Setiawan,dkk.:EGC

Diakses tanggal 14 Juni 2011

3.      Sudoyo, Aru W., Bambang Setiohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati.2007. Ginjal Hipertensi. Dalam buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.Jakarta: EGC

4. Anonim. 2008. Darah Tinggi/Hipertensi. Diakses dari : http://www.rsbk-batam.co.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=25
Diakses tanggal 14 Juni 2011

5.  Kusugiharjo, Wawan.2003. Hipertensi pada Usia Lanjut di Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Propinsi DIY. Daikses dari : http://eprints.undip.ac.id/4009/
Diakses tanggal 14 Juni 2011

6.      Dwi, Ruli, Hartanti. 2010. Hubungan Pendidikan Formal dan Pengetahuan Gizi dengan Kepatuhan Diit pada Pasien Hipertensi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Diakses dari : http://etd.eprints.ums.ac.id/10300/
Diakses tanggal 14 Juni 2011

7.  Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika 

8.      Alimul, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika 

9.      I Dewa Nyoman Suparisa, dkk.2001. Penilaian Status Gizi, Jakarta: EGC

10.  Potter, P,dkk. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

11.  Setiati, Siti ,2000, Pedoman Praktis Perawatan Kesehatan Untuk Mengasuh Orang Usia Lanjut Jakarta : FKUI

12.  Lumbatobing.2008.Hipertensi.Chapter II. Diakses dari : repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21596/4/Chapter%20II.pdf
Diakses tanggal 20 Juni 2011

13.  Kurniawan, Anie.2002. Gizi Serimbang untuk Mencegah Hipertensi. Diakses dari : http://www.pdfssearch.com/Gizi-Seimbang-Utk-Hipertensi
Diakses tanggal 14 Juni 2011

14.  Lily Ismudiati,dkk.1996.Kardiologi.Jakarta: FKUI


Sabtu, 19 Maret 2011

Manfaat Menikah bagi Kesehatan

WELLINGTON- Jika anda berpikir pernikahan adalah penjara bagi kebebasan dan membuat sakit jiwa, sebaiknya anda harus merubah pikiran itu. Karena pernikahan tidak hanya berupa penyatuan dua insan manusia, tetapi jauh lebih dari itu adalah manfaat besar terhadap kesehatan bagi yang melakukannya.

Sebuah studi internasioal di Selandia baru menyimpulkan bahwa pernikahan sangat baik pengaruhnya terhadap kesehatan seseorang. Penelitian ini melibatkan 35.000 responden dari 15 negara.

Menurut hasil studi yang dirilis di Jurnal Psychological Medicine Inggris, Selasa (15/12), pernikahan mampu memberikan jaminan kesehatan mental baik sisi laki-laki mapun pihak perempuan. Selain itu, juga mengurangi risiko kemungkinan gangguan mental seperti depresi, kecemasan hingga penyalahgunaan zat seperti narkoba.

Studi ini merupakan yang pertama di dunia yang langsung dipimpin Kate Scott dari Universitas of Otago. Para peniliti berdasarkan standar hasil survei dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) melakukan survei kesehatan mental ke sejumlah negara berkembang.

"Sebaliknya, ditemukan perpisahan, perceraian atau menjanda sangat berkaitan dengan peningkatan risiko gangguan kesehatan mental kedua belah pihak, baik laki-laki mapun perempuan. Khususnya penyalahgunaan zat bagi perempuan dan depresi untuk pria," kata Kate Scott dalam jurnal tersebut.

Pada sisi negatifnya, penelitian menunjukkan bahwa mengakhiri perkawinan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental. Nah, bagi yang belum menikah segeralah menikah sebelum punah karena tidak memiliki keturunan.(fuz/jpnn).

Jumat, 18 Maret 2011

Shalat Tahajjud Sebagai Pengobatan Asthenia

Oleh :
Endri Pristiwadi

Kata asthenia berasal dari bahasa Yunani berarti tak ada kekuatan. Secara klinis didifinisikan sebagai suatu kelelahan umum yang kronis akibat adanya penurunan fungsi-fungsi tubuh (Fred Plum, 1992) sehingga menimbulkan ketidakmampuan seorang untuk melakukan kegiatan rutin. Salah satu jenis dari Asthenia adalah Kronoasthenia. Kronoasthenia merupakan Asthenia yang disebabkan gangguan pada kronobiologis. Dimana kronobiologis adalah irama biologis/irama sirkadian yang terjadi selama 24 jam di dalam tubuh secara periodik dan berkesinambungan mengatur perubahan mekanisme tubuh termasuk pengaturan hormonal, keadaan fisik, jam tidur, kelelahan dan fungsi biologis yang lain.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Sholeh dalam bukunya “Terapi Shalat Tahajjud” yang menjelaskan bahwa Shalat Tahajjud yang dilakukan di penghujung malam yang sunyi dapat mendatangkan ketenangan. Sementara ketenangan itu sendiri terbukti mampu mengurangi bentuk-bentuk tekanan mental seperti stres maupun depresi
Sholeh menjelaskan, shalat tahajjud yang dijalankan dengan tepat, kontinyu, khusuk, dan ikhlas dapat menimbulkan persepsi dan motivasi positif sehingga menumbuhkan coping mechanism yang efektif. Respon emosional yang positif atau coping mechanism dari pengaruh shalat tahajjud ini berjalan mengalir dalam tubuh dan diterima oleh batang otak. Setelah diformat dengan bahasa otak, kemudian ditrasmisikan ke salah satu bagian otak besar yakni Talamus. Kemudian, Talamus menghubungi Hipokampus (pusat memori yang vital untuk mengkoordinasikan segala hal yang diserap indera) untuk mensekresi GABA yang bertugas sebagai pengontrol respon emosi, dan menghambat Acetylcholine, serotonis dan neurotransmiter yang lain yang memproduksi sekresi kortisol, dan menghambat Acetylcholine, serotonis dan neurotransmiter yang lain yang memproduksi sekresi kortisol. Selain itu, Talamus juga mengontak prefrontal kiri kanan dengan mensekresi dopamin dan menghambat sekresi seretonin dan norepinefrin. Setelah terjadi kontak timbal balik antara Talamus-Hipokampus-Amigdala-Prefrontal kiri-kanan, maka Talamus mengontak ke Hipotalamus untuk mengendalikan sekresi kortisol.
Hipotalamus yang merupakan bagian utama dari sistem limbik mengatur sikap, prilaku dan banyak kondisi internal tubuh seperti suhu tubuh, osmolaritas cairan tubuh dorongan untuk makan dan minum, mengatur berat badan. Rangsangan pada hipotalamus menimbulkan berbagai sekresi nuerohormonal melalui HPA axis yang merupakan dasar interaksi neurohormonal yang sangat sensitif terhadap stres, selanjutnya berpengaruh pada sisitem imunologi. Peran hipotalamus erat kaitannya dengan fungsi emosional yang akan bermanifestasi dalam prilaku fisik. Keteraturan bioritme yang dicontohkan rasullah SAW merupakan kendali yang akan mengontriol sekresi kortisol yang berpengaruh pada sistem imunologi dan berbagai metabolisme serta aktifitas kardiovaskuler. Demikianlan Dr. Mohammad Sholeh menjelaskan bagaimana tahajjud menurunkan kadar kort Status psikologis ibu yang kurang matang (labil) isol sehingga menghilangkan stres dan meningkatkan daya tahan tubuh (imunologik).
Gangguan irama sirkadian memberikan gambaran yang sama dengan peningkatan kortisol akibat adanya stress. Dengan cara mengamalkan shalat tahajjud dengan kontinyu akan menekan produksi kortisol seperti yang telah dibahas diatas, sehingga gangguan asthenia dapat dihilangkan.

Jumat, 10 Desember 2010

Asidosis dan Alkalosis


Asidosis dan Alkalosis
Dalam keadaan normal pH di tubuh relative dipertahankan pada angka 7.4. Kita mengetahui bahwa pH ini dipengaruhi oleh jumlah ion H+, sedangkan ion H+ mempengaruhi semua aktivitas enzim, permeabilitas sel, dan struktur sel. Oleh karena itu pengaturan H+ ini sangatlah penting sekali. Dalam keadaan normal, kadar ion H+ di CES yaitu 0,00004mEq/L. Jumlah ini menyebabkan pH normal sekitar 7.4. untuk mempertahankan pH darah arteri ini tetap relative 7.4 maka tubuh memiliki 3 mekanisme pertahanan, yaitu system buffer (HCO3-, PO42- ,dan protein/ bekerja dalam hitungan detik- menit ), respirasi (bekerrja dalam hitungan menit-jam), dan ginjal ( bekerja dalam hitungan jam-beberapa hari).
Asidosis
Asidosis adalah keadaan dimana pH darah Arteri dibawah 7.4. Asidosis ini terbagi menjadi dua jenis yaitu Asidosisrespiratorik dan asidosis metablolik.
a. Asidosis respiratorik
Secara umum asidosis repiratorik disebabkan karena naiknya PCO2 dalam darah. Hal ini terjadi akibat hipoventilasi. Dengan peningkatan PCO2 akan mengakibatkan terjadi peningkatan konsentrasi H2CO3 dan H+.
Penyebab asidosis respiratorik yaitu hal-hal yang menyebabkan hipoventilasi, yaitu
a. Hambatan pada pusat pernapasan di medulla oblongata
b. Gangguan pada otot-otot pernapasan
c. Gangguan pertukaran gas
d. Obstruksi sel-sel napas baik atas akut
Kompensasi yang terjadi dalam tubuh untuk mengurangi PCO2 yaitu pertama dengan cara meningkatkan ventilasi alveoli. Dengan peningkatan ventilasi alveoli ini tubuh akan membuang kelebihan CO2 yang berlebih. Kompensasi selanjutnya yaitu dengan cara peningkatan HCO3- plasma yang disebabkan oleh penambahan bikarbonat baru ke dalam cairan ekstrasel oleh ginjal. Peningkatan HCO3- membantu mengimbangi peningkatan PCO2 , sehingga mengembalikan pH plasma kembali normal.
Mekanisme penurunan H+ ini seperti ini, sel tubulus akan memberi respons secara langsung terhadap peningkatan PCO2 darah. Peningkatan PCO2 akan meningkatkan PCO2 sel tubulus, menyebabkan peningkatan pembentukan H+ dalam sel tubulus, yang kemudian merangsang sekresi H+ lebih banyak.
b. Asidosis metabolik
Pada asidosis metabolik, kelebihan H+ melebihi HCO3- yang terjadi di dalam cairan tubulus secara primer disebabkan oleh penurunan filtrasi HCO3-. Penurunan ini dikarenakan penurunan konsentrasi HCO3- cairan ektrasel. Penurunan kadar HCO3 ini dapat dikarenakan hilang melalui ekresi ginjal maupun karena diare.
Selain karena penurunan kadar HCO3-, asidosis metabolik dapat juga disebabkan oleh penambahan asam di CES, sebagai contoh asidosis laktat, ketogenesis, asam dari TGI. Penambahan asam ini akan meningkatkan kadar H+ secara langsung. Inti dari penyebab asidosis metabolik yaitu terjadi penurunan rasio HCO3- /H+. baik terjadi kekurang HCO3- maupun peningkatan H+.
Kompensasi yang terjadi dalam tubuh paling primer yatiu dengan peningkatan ventilasi alveoli. Peningkatan ini akan mengurangi PCO2 dan kompensasi ginjal, yang dengan menambahkan bikarbonat baru ke dalam cairan ekstrasel, membantu memperkecil penurunan awal konsentrasi HCO3- ekstrasel, serta meningkatakan ekskresi ion H+ untuk mengurangi kadar ion H+ di CES.
Alkalosis
alkalosis adalah keadaan dimana pH darah Arteri diatas 7.4. Alkalosis ini terbagi menjadi dua jenis yaitu Alakalosis respiratorik dan alkalosis metablolik.
a. Alkalosis respiratorik
Hal ini merupakan kebalikan dari asidosis respiratorik. Terjadi akibat hiperventilasi alveolar yang menyebabkan PCO2 turun secara drastis. Selain terjadi karena rangsangan saraf pusat, seperti hiperventilasi psikogenik, keadaan hipermetabolik, ataupun karena gangguan CNS, dapat juga karena hipokisia. Hipoksia ini dapat berupa pneumonia, gagal jantung kongestif, fibrosis paru, ataupun tinggal di tempat tinggi yang kadar o2nya rendah. Dikarenakan organ tubuh kekurangan o2 maka secara fisiologis tubuh akan berusaha mengembalikannya ke keadaan homeostasis dengan cara meningkatkan ventilasi untuk memenuhi kebutuhan o2, namun hal ini menyebabkan banyak CO2 banyak keluar dari tubuh.
Kompensasi yang dilakukan tubuh yaitu dengan menurunkan ventilasi alveoli. Dengan penurunan ventilasi ini diharapkan kadar CO2 di darah meningkat, sehingga dapat menurunkan pH. Mekanisme peningkatan H+ ini seperti ini, sel tubulus akan memberi respons secara langsung terhadap penurunan PCO2 darah. Penurunan PCO2 akan menurunkan PCO2 sel tubulus, menyebabkan mengurangi pembentukan H+ dalam sel tubulus, yang kemudian penurunan sekresi H+. Dengan penurunan ekresi ini berarti H+ yang direabsorbsi akan meningkat, sehingga kadar H+ didalam darah meningkat.
Kompensasi kedua yaitu dengan cara meningkatkan ekskresi HCO3-. Dimana dengan peningkatan eksresi HCO3- akan mengakibatkan banyak ion H+ yang tidak berikatan yang nantinya akan direabsobsi tubulus yang kemudian didifusikan ke aliran darah. Dengan peningkatan konsentrasi H+ di dalam darah nantinya akan menurunkan pH darah.
b. Alkalosis metabolik
Seperti dijelaskan diatas tentang asidosis metabolik yang penyebab intinya yaitu karena terjadi penurunan rasio antara HCO3-/H+. Pada alkalosis terjadi kebalikannya yaitu terjadi peningkatan rasio antara HCO3-/H+. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal , diantaranya yaitu peningkatan konsentrasi HCO3- dan/atau penurunan konsentrasi H+.
Hal –hal yang menyebabkan terjadi peningkatan HCO3- salah satunya karena konsumsi bikarbonat yang berlebihan. Sebagai contoh penambahan natrium bikarbonat yang berlebihan.
Hal-hal yang dapat menyebabakan konsentrasi H+ turun diantaranya yaitu
a. Pemberian diuretika(kecuali penghambat karbonik anhidrase)
Dengan penambahan obat diuretic akan menyebabkan aliran cairan di tubulus lebih cepat, sehingga reabsobsi Na+ meningkat. Karena peningkatan reabsobsi Na+ selalu berpasangan dengan sekresi H+, maka sekresi H+ meningkat pula. Selain itu reabsopsi bikarbonat meningkat pula seiring dengan peningkatan ekskresi H+
b. Kelebihan alddosteron
Salah satu fungsi aldosteron yaitu meningkatkan reabsopsi Na+. seperti yang dijelaskan diatas, terjadi juga alkalosis. Walaupun alkalosis yang disebabkan karena peningkatan aldosteron merupakan alkalosis ringan.
c. Muntah
Muntah menyebabkan banyak HCl lambung keluar dari tubuh. Dengan demikian, banyak ion H+ yang hilang dari tubuh. Alkalosis jenis ini banyak ditemukan pada neonates yang mengalami obstruksi pylorus akibat hipertrofi sfingter pylorus.
Kompensasi primermya yaitu dengan penurunan ventilasi, yang meningkatkan PCO2, dan peningkatan ekskresi HCO3- oleh ginjal, yang membantu mengompensasi peningkatan awal konsentrasi HCO3- CES.

Kamis, 25 November 2010

PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT STRES DENGAN KEIMANAN

Oleh : Imil Irsal Imran


          Memiliki tubuh yang sehat adalah dambaan setiap orang. Dengan tubuh yang sehat seseorang dapat berkarya dan menikmati hidup. Untuk itu setiap orang berupaya mendapatkan tubuh yang sehat. Harta tidak akan berharga jika tubuh tidak sehat. Orang rela menghabiskan uang yang dimilikinya apabila kesehatannya terganggu.
Berdasarkan UU kesehatan no 23/1992 Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan,jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Salah satu yang sering menyebabkan seseorang merasa sakit adalah stress. Stres muncul ketika seseorang tidak mampu beradaptasi terhadap kenyataan yang tidak sesuai dengan harapannya atau stresor. Stres selain menyebabkan gangguan secara psikologi seseorang seperti ansietas atau kecemasan, juga memiliki dampak fisik terhadap tubuh kita. Orang stress sering tidak bisa menikmati hidupnya karena merasa tidak nyaman terhadap situasi yang dialaminya.
Salah satu cara menanggulangi stress adalah dengan meningkatkan keimanan. Iman yang kuat akan menyebabkan seseorang dengan mudah beradaptasi terhadap stressor sehingga stres dapat ditanggulangi. Hal ini disebabkan kuatnya keyakinan kepada Allah dan mampu menerima setiap takdir dengan ikhlas dan sabar serta berprasangka baik kepada Allah bahwa takdir yang ditetapkan Allah kepadanya merupakan hal yang terbaik baginya. Sebagaiman disebutkan dalam Al Quran surat At-Taghabun ayat 11 yang artinya:
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali denga izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”1
Ibnu Katsir mengatakan, “Makna ayat ini: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allah, sehingga dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allah Ta’ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allah tersebut, maka Allah akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Dia akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan yang lebih baik baginya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 8/137)2.
Dalam ayat lain dalam Al-Quran Allah berfirman :
“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati orang yang beriman menjadi tentram.” (Q.S. Ar-Ra’ad ayat 28)1
"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. " (QS. Al An'aam, 6:125)1.
Orang yang jauh dari agama menimbulkan perasaan tidak nyaman, khawatir dan stres. Hal ini tercermin pada raga mereka. Tubuh mereka akan lebih mudah rusak dan sakit, bahkan proses penuaannya lebih cepat. Sedangakn orang yang beriman sehat secara kejiwaan. Mereka tidak mengalami stres atau berkecil hati apabila ditimpa oleh masalah. Mereka tunduk dan tawakal kepada Allah sehingga memiliki jiwa yang kokoh. Kemampuan melihat kebaikan dalam segala hal, dan ridha dengan apa yang terjadi sembari berharap akan janji-Nya, tercermin dalam penampilan raga mereka. Hal ini tentu saja dialami oleh mereka yang menjalani hidupnya sesuai ajaran Al Qur'an, dan yang benar-benar memahami agama. Akibatnya jasmani akan lebih terjaga dan tidak mudah sakit. Tentu saja mereka pun dapat menderita sakit dan pada akhirnya mengalami penuaan, namun proses alamiah ini tidak disertai dengan kerusakan pada sisi kejiwaan sebagaimana yang dialami oleh orang yang tidak beriman.3
Ibnu Al-Qayyim menulis dalam buku Thibb An Nabawi : kalau hati sudah terikat dengan Rabb dari sekalian makhluk, pencipta dari segala obat dan penyakit, pengatur yang mengurus segala sesuatu sesuai kehendak-NYA sendiri, pasti hati tersebut memilki berbagai macam obat yang tidak dimiliki oleh hati yang jauh dan berpaling dari Allah. Kalau Ruhani kuat, maka tabiat dan jiwa manusianya juga menjadi kuat. Tabiat dan jiwa seseorang akan saling mendukung dalam mengusir dan mengatasi penyakit. Tidak mungkin dipungkiri bahwa obat yang paling mujarab itu dimiliki oleh orang yang tabiat dan jiwanya kuat, yang selalu merasa senang dan tentram karena menjadi dekat dengan penciptanya, merasa suka dan nikmat berdzikir kepada Allah, seluruh kekuatan tertuju hanya kepada Allah, selalu memohon pertolongan dan bertawakal kepada Allah. Kekuatan yang ada pada dirinya dapat menghilangkan rasa sakit secara menyeluruh4.
Seorang penulis tentang iImu-ilmu kejiwaan yang bernama Dale Carnigie mengatakan bahwa iman dapat mencegah ketegangan. Para dokter kejiwaan sepakat bahwa keimanan yang kokoh dan berpegang pada agama dapat menghilangkan ketegangan syaraf dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Seorang Ilmuwan bernama Budley, mengatakan bahwa keimanan yang kuat akan lebih baik menenangkan saraf dari pada obat penenang.4
Dr. Moh.Soleh mengatakan bahwa iman memiliki efek terhadap korteks amigdala. Iman berkontribusi ketika melakukan transaksi atau memberikan sinyal berupa muatan nilai yang dapat dijadikan dasar pijakan bagi neo korteks dalam mengendalikan amigdala-hipokampus. Ini dilakukan agar amigdala memberikan respons terhadap tiap rangsangan (stimulus) dengan respons normal, positif, bukan respon darurat dan negatif.4
Dr. Moh. Saleh menjelaskan rangsangan stres berjalan dari panca indra ke batang otak, menuju thalamus. Di thalamus, rangsangan itu diformat sesuai bahasa otak. Sebagian kecil rangsangan itu ditransmisikan ke amigdala dan hipokampus dan sekitarnya, lalu sebagian besar dikirim ke neo korteks. Di neo korteks inilah rangsangan dianalisis dan dipahami. Hipokampus adalah tempat bagi ingatan dan penyimpanan berbagai pesan termasuk pesan keagamaan, seperti pesan harus sabar bila tertimpa musibah. Maka hipokampus sesuai dengan fungsinya, memberikan makna dari rangsangan kematian itu dengan makna yang normal dan positif. Jika hipokampus tidak pernah menyimpan pesan keagamaan, bisa jadi rangsangan kematian itu oleh hipokampus diberi makna cemas, depresi, atau stress dan sejumlah momen-momen darurat lainnya. Sementara itu, neokorteks prefrontal kiri mengendalikan prefrontal kanan di mana perasaan cemas, depresi, dan agresif bersarang, agar menerima rangsangan stres itu dengan analisis respons kesabaran, positif dan normal. Jika kedua neokorteks kiri-kanan sepakat bulat bahwa rangsangan itu diterima sebagai suatu kesabaran, kepastian keputusan itu dikirim ke hipokampus untuk dicocokkan apakah pesan kesabaran ketika menerima musibah itu pernah tersimpan dalam memori hipokampus. Jika ragu-ragu, rangsangan itu berpindah-pindah dari amigdala, hipokampus, dan korteks sampai akhirnya mencapai kepastian. Jika ya, rangsangan itu dikirim ke amigdala yang mempunyai serangkaian tonjolan dengan reporter yang disiagakan untuk berbagai macam neurotransmitter, mengirim ke wilayah sentralnya, menghidupkan hipotalamus, batang otak, dan system syaraf otonom.4
Selain mengganggu jiwa stres juga menyebabkan gangguan fisik terhadap tubuh. Gangguan umum yang terkait dengan stres dan depresi adalah beberapa bentuk penyakit kejiwaan, ketergantungan pada obat terlarang, gangguan tidur, gangguan pada kulit, perut dan tekanan darah, pilek, migrain , sejumlah penyakit tulang, ketidakseimbangan ginjal, kesulitan bernapas, alergi, serangan jantung, dan pembengkakan otak. Tentu saja stres dan depresi bukanlah satu-satunya penyebab semua ini, namun secara ilmiah telah dibuktikan bahwa penyebab gangguan-gangguan kesehatan semacam itu biasanya bersifat kejiwaan.3
Apabila seseorang menderita stres, tubuhnya bereaksi dan membangkitkan tanda bahaya. Ini menyebabkan terjadinya beragam reaksi biokimia di dalam tubuh: Kadar adrenalin dalam aliran darah meningkat dan penggunaan energi dan reaksi tubuh mencapai titik tertinggi. Terjadi peningkatan aktivitas gula, kolesterol dan asam-asam lemak dalam aliran darah. Tekanan darah meningkat dan denyutnya mengalami percepatan. Ketika glukosa tersalurkan ke otak, kadar kolesterol naik, dan semua ini memunculkan masalah bagi tubuh.3
Stres berat dapat berakibat lebih buruk. Akibat stres, kadar adrenalin dan kortisol di dalam tubuh meningkat di atas batas normal. Kortisol adalah hormon glukokortikoid agonis5 yang dihasilkan dikorteks adrenal dan di bawah pengaruh aksis hipotalamus-pituitari-adrenal. Hormon ini berpengaruh terhadap metabolisme, sistem imun dan tekanan darah. Hormon ini sangat penting dalm keaadan stress.6 Dalam keadaan stress atau darurat hormon ini akan mengubah protein dan lemak menjadi glukosa. Selain itu molekul kortisol akan memberikan perintah untuk mengutamakan makanan ke otak dan ke jantung dari pada organ lain, serta menghambat kerja beberapa hormon lain agar suhu tubuh tidak naik.7
Peningkatan kadar kortisol dalam rentang waktu lama juga dapat menyebabkan diabetes mellitus tipe dua karena kortisol dapat mensupresi fungsi insulin dengan menghambat keberadaan reseptor insulin dan afinitasnnya.6
Dampak lain paling merusak dari stres adalah serangan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang agresif, khawatir, cemas, tidak sabar, dengki, suka memusuhi dan mudah tersinggung memiliki peluang terkena serangan jantung jauh lebih besar daripada orang yang tidak memiliki kecenderungan sifat-sifat tersebut. Stres menyebabkan rangsangan berlebihan pada sistem saraf simpatetik. Saran simpatetik berperan dalam mengatur percepatan denyut jantung, perluasan bronkia, penghambatan otot-otot halus sistem pencernaan makanan. Akibatnya selain jantung, sistem pernafasan dan pencernaan juga terganggu.3
Selain itu stress juga berdampak terhadap sel darah merah dan sistem imun. Para ilmuwan telah mengetahui bahwa semakin parah tingkat stres, maka akan semakin lemahlah peran positif sel-sel darah merah di dalam darah. Berdasarkan penelitian yang dikembangkan oleh Linda Naylor dari Universitas Oxford stress berpengaruh terhadap kekebalan tubuh dan dapat diukur berdasarkan tingkatan stress. Selain itu stress akan menstimulasi otak untuk meningkatkan produksi hormon kortisol dalam tubuh, yang melemahkan sistem kekebalan.3
Berdasarkan paparan diatas dapat kita simpulkan bahwa stress dapat mengganggu keseimbangan alamiah tubuh manusia. Dampaknya dapat berupa gangguan psikis dan juga fisik. Jadi upaya menghindari stress sangat penting agar kesehatan fisik dan psikis tetap terjaga. Salah satu upaya penting dalam menghindari stress adalah selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, sehingga kita dapat beradaptasi terhadap setiap stressor yang datang.
Daftar Pustaka
1. Al-Quran
Diakses tanggal 3 November 2010
3. Yahya, Harun.2005. Stres dan Depresi: Akibat Tidak Menjalankan Agama. Diakses dari : http://us1.harunyahya.com/Detail/T/6HQIRVG4296/productId/4556/STRES_DAN_DEPRESI:_AKIBAT_TIDAK_MENJALANKAN_AGAMA
Diakses tanggal 3 November 2010
4. Armis.2003.Penjelasan Singkat Beberapa Metode Terapi dengan Iman dan Amal Sholeh. Diakses dari : http://islamic.xtgem.com/ibnuisafiles/list/nov08/islam_therapy/0026.htm
Diakses tanggal 3 November 2010
5. Anwar, Ruswana.2010.Fungsi Kelenjer Adrenal dan Kelainannya. Diakses dari : http://www.pdf-searcher.com/FUNGSI-KELENJAR-ADRENAL-DAN-KELAINANNYA.html
Diakses tanggal 3 November 2010
6. Irsal, Imil Imran, Mirnawati.2010.Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 pada Pekerja Larut dan Shift Malam. Karya Tulis Ilmiah : Padang
7. Yahya, Harun. 2007. Keajaiban Hormon. Diakses dari : http://www.harunyahya.com/indo/buku/hormon/hormon_06.htm
Diakses tanggal 3 November 2010

PENJELASAN ILMIAH TENTANG HADITS LALAT

Oleh : Imil Irsal Imran
 
Pada umumnya orang mengenal lalat sebagai binatang yang kotor. Lalat rumah (Musca domestica) merupakan serangga yang menyukai kondisi lingkungan yang kotor dan berbau. Ini disebabkan karena pada lingkungan kotor dan berbau adalah tempat yang sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan lalat. Dengan demikian, spesies ini dapat dikategorikan sebagai vektor atau pembawa penyakit yang berbahaya bagi manusia. Penyakit yang ditimbulkan diantaranya adalah penyakit kolera, diare, disentri, typus, dan TBC1. Bahkan baru-baru ini telah lansir hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. drh. R. Wasito Msc, PhD dan istrinya Prof. drh. Hastari Wuryastuti Msc. PhD dari Fakultas kedokteran Hewan, Universitas Gajah Mada yang menyatakan, bahwa lalat dapat menyebarkan virus "flu burung" (H5NI)2. Dalam hal ini, semua bagian tubuh lalat dapat berperan sebagai alat penular penyakit, yaitu badan, bulu, tangan, kaki, dan sayap1.
Musca domestica mempunyai alat yang digunakan untuk menjilat cairan yaitu proboscir yang merupakan modifikasi dari labium. Bagian dalam ujung proboscir yang melebar terdapat saluran - saluran halus yang disebut pseudotrakhea. Pseudotrkea bermuara pada saluran makanan pokok yang langsung berhubungan dengan pencernaan makanan. Alat tersebut sesuai untuk memakan makanan cair dan padat yang dapat larut. Cairan yang berasal dari saluran untuk melarutkan makanan padat dikeluarkan melalui proboscir tersebut. Lalat akan menghisap cairan apa saja yang mengandung material makanan organik. Hal inilah yang memungkinkan lalat dapat menyebarkan kuman - kuman penyakit. Sebelum hinggap pada makanan, lalat tersebut sebelumnya telah makan cairan - cairan yang berasal dari pembusukan zat - zat organik atau excrete manusia. Kemungkinan cairan itu telah terkontaminasi dengan organisme patogen (Radiopoetra, 1996)1.
Dalam ilmu biologi lalat yang disebut juga Musca domestica adalah hewan jenis serangga yang lalat digolongkan pada subordo Cyclorrapha, ordo Diptera. Dalam bahasa Arab, lalat disebut "addzubab". Lalat adalah hewan yang lincah. Selain bisa terbang dengan cepat, lalat juga mempunyai kepekaan yang sangat tinggi terhadap gerakan. Lalat mempunyai mata majemuk yang terdiri dari 3000 lensa sehingga dia mampu melihat ke segala arah dan mampu mentransfer gerakan ke syaraf penglihatan dengan cepat, sehingga lalat sulit dipukul2.
Dalam islam sendiri terdapat beberapa hadits yang menjelaskan tentang lalat. Dalam hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda :
Apabila ada seekor lalat jatuh di bejana seorang diantara kalian, tenggelamkanlah. Karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lainnya terdapat obatnya.”(HR. Bukhari)3.
Kemudian dijelaskan juga dalam hadits lain yang berbunyi :
Salah satu sayap lalat itu adalah racun, sementara yang lainnya adalah obat. Maka, apabila seekor lalat jatuh dalam makanan, tenggelamkanlah. Karena ia mendahulukan racunnya dan mengakhiri obatnya.”(HR.An-Nasa’i, Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi)3.
Hadits ini tidak diragukan lagi kesahihannya. Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany menjelaskan dalam bukunya: "Al-Silsilah Al-Shohihah", bahwa hadits ini shahih. Hadits ini datang dari 3 orang sahabat nabi yang terkemuka, yaitu: Abu Hurairah, Abu Said Al-Khudzri, dan Anas.Dari Abu Hurairah yang haditsnya telah ditakhrij oleh Imam Bukhori, Imam Ahmad, Imam Ad-Darimi dan Ibnu Majah masing-masing dengan sanad yang shahih.. Abu Said Al Khudzri haditsnya telah ditakhrij oleh: Ibnu Hibban dalam kitab "At Tsiqot", Abu Ya'la dalam kitab "Musnad"-nya, At Toyalisy dalam kitab "Musnad". Menurut Syaikh Al Albany, hadits-hadits ini shahih, rijal-nya (perawinya) tsiqot (kredibel) dan masuk dalam katagori rijal-nya Syaikhoini (Bukhori dan Muslim). Dan dari Anas haditsnya di-takhrij oleh Al Bazzar dengan rijalnya yang shahih, di-takhrij pula oleh At Tobaroni dalam "Al Ausath" dan "Majma'uz zawaid" dan di-takhrij pula oleh Ibnu Abi khoitsamah dalam "Tarikhul Kabir". Menurut Syaikh Al Albani kesemuanya diriwayatkan oleh para perawi yang shahih2.
Dari hadits tersebut menjelaskan bahwa setiap lalat yang hinggap ke dalam makanan atau minuman akan mendahulukan sayap yang membawa racun (penyakit), kemudian baru penawarnya (obat). Oleh karena itu ketika makanan atau minuman telah dihinggapi lalat, maka makanan atau minuman tersebut dapat dikonsumsi, dengan syarat tubuh lalat hingga sayapnya dibenamkan terlebih dahulu1.
Banyak orang yang tidak sepndapat dengan hadits tersebut, bahkan ada dari kaum muslimin. Namun ini adalah salah satu mukjizat Rasulullah yang ma’shum. Rasulullah tidak berkata dengan sekehendak hati tetapi diwahyukan oleh Allah. Sebagaimana dikatakan dalam Al-Quran pada Surat An Najm ayat 3 yang artinya : “Dan tidaklah ia (Nabi Muhammad saw) berbicara menurut hawa nafsu, melainkan (dari) wahyu yang telah diwahyukan kepadanya”4.
Dan sesungguhnya semua akan terjawab seiiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang membuktikan kebenaran hadits ini. Sebab Allah hanya member kita ilmu pengetahuan yang sedikit dan Allah Maha Mengetahui terhadap sesuatu. Sebagaimana disampaikan dalam Al-Quran:
Artinya: "Dan tidaklah apa yang diberikan kepadamu dari pengetahuan kecuali sedikit." (QS. Al Isra':85)4.
Artinya: "Dan sungguh kamu akan mengetahui (kebenaran) ceritanya setelah (melewati)masa."(QS.As-Shood:88)4.
Seiring berjalannya waktu penelitian tentang lalat telah banyak dilakukan. Telah ditemukan sebuah penemuan baru dalam bidang kedokteran di dalam hadits ini dan majalah at-Tauhid di Mesir edisi 5 tahun 1397 H/1977M telah mempublikasikan hasil penelitian Prof. Dr. Amin Ridha (dosen bedah tulang di universitas Iskandariyah), yang menjelaskan bahwa dalam satu waktu yang bersamaan lalat membawa kuman-kuman yang menyebabkan penyakit, dan juga membawa bakteri “Faaj” yang melawan kuman-kuman tersebut. Bakteri “Faaj” adalah bakteri pemangsa atau penerkam kuman-kuman5. Selain itu Prof. Dr. Amin Rodha juga menjelaskan bahwa dunia kedokteran pernah menggunakan lalat sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit borok menahun dan paru (frambosia tropica). Ini terjadi pada tahun 1930-an sebelum ditemukan struktur kimia sulfa2.
Dalam penelitian lainnya yang telah dilakukan oleh team Departemen Mikrobiologi Medis Fakultas Sains, Universitas Qoshim, Arab Saudi menunjukkan bahwa di dalam lalat terdapat Actinomycetes yang dapat 4 berpotensi sebagai antibiotik terhadap bekteri yang juga terdapat pada lalat tersebut1.
Pada penelitian ini menggunakan dua sampel. Sampel pertama lalat dicelupkan seluruh tubuhnya dan sampel kedua lalat hanya dicelupkan sebagian saja. Hasilnya pada sampel pertama terdapat pertumbuhan bakteri Escherichia coli yang dihambat oleh bakteri lainnya yaitu Actinomyces. Pada sampel kedua bakteri Escherichia coli dapat tumbuh bebas tanpa penghambat2.
Selain itu sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Colorado di Amerika menunjukkan bahwa lalat tidak hanya berperan sebagai karier patogen (penyebab penyakit) saja, tetapi juga membawa mikrobiota yang dapat bermanfaat.
Mikrobiota di dalam tubuh lalat ini berupa sel berbentuk longitudinal yang hidup sebagai parasit di daerah abdomen (perut) mereka. Untuk melengkapi siklus hidup mereka, sel ini berpindah ke tubulus-tubulus respiratori dari lalat. Jika lalat dicelupkan ke dalam cairan, maka sel-sel tadi akan ke luar dari tubulus ke cairan tersebut. Mikrobiota ini adalah suatu bakteriofag yang tak lain adalah virus yang menyerang virus lain serta bakteri. Virus ini dapat dibiakkan untuk menyerang organisme lain. Bakteriofag sendiri saat ini sedang dikembangkan sebagai terapi (pengobatan) bakteri terbaru6.
Penelitian lainnya dilakukan oleh perusahaan farmasi Glaxo Smith-Kline yang tengah mensponsori penelitian Dr. Joanna Clarke dari Universitas Maquarie. Pada mulanya penelitian menunjukkan bahwa pada satu sayap pada bakterinya, sedangkan sayap yang lain ada proteinnya. Kemudian Clarke dalam penelitian selanjutnya berusaha membuktikan bahwa lalat mempunyai kemampuan untuk menghasilkan antibiotik6.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan para ahli tentang lalat dapat disimpulka bahwa pada lalat tidak hanya terdapat mikroorganisme pathogen, tetapi juga terdapat mikroorganisme yang mampu menghambat dan memgfagosit mikroorganisme yang meyebabkan penyakit tersebut. Dan hadits Rasulullah yang telah disampaikan empat belas abad yang lalu telah mampu dibuktikan oleh ilmu kedokteran sekarang ini. Hal ini membuktikan betapa Allah Maha yang telah memberikan kita sedikit ilmu pengetahuan.
Daftar Pustaka
1. Avivah, Nur.2008. Isolasi Actinomyces dari Lalat Rumah (Musca domestica) yang Berpotensi Sebagai Antibiotik terhadap Escherichia coli.Skripsi:Universitas Muhammadiyah Surakarta.Di akses dari : http://etd.eprints.ums.ac.id/1200/1/A420040111.pdf
Diakses tanggal 26 September 2010
2. Irfan, J.2005.Lalat.Diakses dari : http://www.jokam.com/comment.php?comment.news.670
Diakses tanggal 26 September 2010
3. Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim.2004.Metode Pengobatan Nabi/Ibnu Qayyim Al-Jauziyah; penerjemah, Abu Umar Basyir Al-Maidani; murajaah, Andi Arifin.—Cet.1.—Jakarta: Griya Ilmu
4. Al-Quranul Karim
5. Yusuf, Abu Suyuno.2010.Hikmah Ilahi dalam Hadits Lalat.Diakses dari: http://www.alsofwah.or.id/cetakannur.php?id=572
Diakses tanggal 26 September 2010
Diakses tanggal 26 september 2010