Tidak ada yang lebih aku sesali dari pada penyesalanku terhadap hari dimana ketika matahari tenggelam, sementara umurku berkurang tetapi amalku tidak bertambah (Abdullah bin Mas'ud).

Jumat, 08 April 2011

Atsar Tentang Ikhlas

            Ikhlas adalah memurnikan tujuan ber-taqarrub kepada Allah dari hal-hal yang mengotori. Arti lainnya menjadikan Allah satu-satunya tujuan dalam segala bentuk ketaatan, atau mengabaikan pandangan makhluk lain dengan cara berkosentrasi kepada Al-Khaliq. Ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya amal shalih yang dilakukan sesuai sunnah Rasulullah. Berikut ini beberapa atsar tentang ikhlas:
1. Ya’qub berkata,”Orang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan kebaikan-kebaikan dirinya sebagaimana dia menyembunyikan keburukan-keburukannya”.
2. As-Suusiy berkata,”Ikhlas adalah tidak merasa telah berbuat ikhlas. Siapa masih menyaksikan keikhlasan dalam ikhlasnya, maka keikhlasannya masih membutuhkan keikhlasan lagi.
  
Apa yang disampaikan di atas menjelaskan tentang membersihkan amal dari sifat ‘ujub. Merasa ikhlas melihat keikhlasan diri adalah ‘ujub. Dan itu merupakan salah satu perusak keikhlasan. Amal yang ikhlas adalah amal yang bersih dari segala jenis perusak keikhlasan.

3. Ayyub berkata,’bagi para aktivis, mengikhlasan niat jauh lebih sulit dari pada melakukan seluruh aktivitas.
4. Suhail pernah ditanya tentang sesuatu yang paling berat baginya. Sia menjawab,”Ikhlas, sebab dengan ikhlas, diri tidak mendapat bagiandari apa yang dikerjakan sama sekali.”
5. Fudhail berkata,”Menunggalkan suatu amal karena orang lain adalah riya’, sedangkan beramal karena orang lain adalah syirik. Adapun ikhlas adalah ketika Allah menyelamatkan kamu dari keduanya.

Milik Allah-lah segala puji dan anugerah. Dia pelindung kita dan kepada-Nya kita kembali.
Wallahu a’alam.

Sumber : Tazkiatun Nafs, oleh Ibnu Rajab Al-Hambali, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, dan Imam Al-Ghazali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar