Belum selesai kasus gizi kurang, beberapa tahun terakhir terjadi peningkaan yang cukup tinggi untuk kasus gizi lebih yang sering disebut obesitas. Obesitas mulai sering dijumpai mulai dari anak-anak sampai ke dawasa. Obesitas bukanlah kasus yang terjadi dalam hitungan jam atau hitungan hari. Obesitas terjadi akibat pola hidup yang kurang mengeluarkan kalori tetapi pemasukan kalorinya berlebih. Obesitas terjadi akibat akumulasi kelebihan kalori dalam waktu yang cukup lama.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan obesitas. Di antara faktor-faktor tersebut adalah faktor genetik, faktor lingkungan, dan faktor sosial. Obesitas bisa terjadi akibat salah satu faktor saja.
Faktor genetik adalah satu-satunya faktor yang tidak bisa diubah. Namun obesitas pada orang yang memiliki faktor genetik masih dapat dikendalikan. Faktor genetik bisa muncul jika kedua orang tua obesitas, atau bisa juga jika salah satu orang tua obesitas. Jika kedua orang tua obesitas, maka 80 % anaknya berpeluang obesitas. Jika salah satu orang tua obesitas anak memiliki peluang obesitas sebesar 40 %. Orang yang tidak memiliki orang tua yang tidak obesitas masih memiliki peluang terkena obesitas 14 %.
Faktor lingkungan adalah faktor terbesar yang menyebabkan obesitas. Lingkungan yang menyediakan makanan cepat saji, makanan tinggi kalori, tinggi lemak, kurang serat dan lingkungan yang memiliki sedikit sarana olah raga akan memiliki penderita obesitas yang banyak. Kemajuan teknologi seperti adanya komputer, playstsation, dan game-game lain menjadikan anak-anak sekarang lebih cenderung bermain game dari pada melakukan permainan yang mengeluarkan kalori. Akibatnya angka obesitas pada anak-anak pun meningkat. Itu sebabnya penderita obesitas lebih banyak di daerah perkotan dari pada pedesaan. Namun faktor lingkungan adalah faktor yang bisa diubah.
Pada umumnya penderita obesitas berasal dari masyarakat yang sosial ekonomi menengah ke atas. Namun pada saat ini obesitas juga telah banyak menjangkiti masyarakat sosial ekonomi menengah ke bawah. Ini mungkin disebabkan life style ala barat yang semakin mudah ditiru oleh semua kalangan masyarakat. Selain itu budaya mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan tinggi lemak adalah salah satu alasan mengapa obesitas masih tinggi.
Banyak penyakit yang bisa disebabkan oleh obesitas seperti jantung koroner, diabetes melitus tipe 2, atherosclerosis, hemorrhoid, dan lain-lain. Dan pada umumnya penyakit-penyakit tersebut tergolong penyakit berbahaya bahkan mematikan. Sehingga wajar jika angka kematian akibat penyakit degeneratif akhir-akhir ini meningkat seiring dengan meningkatnya angka obesitas.
Dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal, orang yang obesitas memiliki gerak yang lebih amban. Akibatnya dalam banyak kegiatan, mereka melakukan tidak sebaik orang yang berat badan normal. Maka sering orang obesitas malas berolahraga bersama orang yang berat badan normal.
Pada anak-anak orang yang obesitas sering menjadi bahan olok-olokan oleh teman-temannya. Hal ini tidak baik bagi perkembangan mentalnya. Anak yang sering menjadi bahan olok-olokan bisa menjadi rendah diri dan tidak mampu mengembangkan bakat dan keahlian mereka. Bahkan bisa berakibat lebih parah yaitu anak menjadi depresi dan tidak memiliki kemauan untuk berusaha.
Untuk mencegah obesitas tidaklah susah. Yang paling penting adalah kemauan dan kedisiplinan dalam menjalani pola hidup sehat. Pencegahan obesitas dapat dilakukan dengan beraktivitas mengikuti irama sirkadian. Membiasakan diri bangun pagi, berolah raga dan makan tepat waktu dan secukupnya dapat mencegah obesitas. Menghindari kebiasaan jelek seperti merokok, begadang, dan mengurangi konsumsi makanan cepat saji penting untuk menghindari akibat buruk dari obesitas.
Pencegahan obesitas adalah salah satu cara untuk mencegah penyakit degeneratif. Pencegahannya dapat dilakukan oleh semua orang baik itu pemerintah, pengusaha, sekolah maupun masyarakat umum.
Program edukasi tentang pola hidup sehat merupakan hal penting yang harus dilakukan pemerintah. Edukasi ini penting untuk menciptakan masyarakat yang memiliki kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat. Dengan pola hidup sehat akan membentuk kebiasaan masyarakat yang mengkonsumsi makanan seimbang, rajin berolah raga, dan menghindari kebiasaan jelek seperti merokok. Kemudian pemerintah perlu melakukan monitor dan folow up program edukasi terhadap masyarakat ini.
Program Gerakan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) perlu didukung agar dapat pelaksanaanya sukses. Sebab keluarga merupakan madrasah yang utama bagi anak. Selain itu keluarga merupakan tempat pembentukan kebiasaan dan pola hidup. Dengan menciptakan keluarga yang sadar tentang gizi seimbang, maka kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang akan dimiliki oleh anggota keluarga tersebut.
Di dalam keluarga yang paling penting adalah peran orang tua. Orang tua harus bisa mengarahkan anaknya ke pola hidup sehat. Biasakan anak-anak untuk berolah raga. Perhatikan jajan anak-anak. Arahkan anak-anak ke jajanan yang sehat. Bangun pemahaman dan kesadaran pentingnya pola hidup sehat pada anak-anak sejak dini. Ajaklah anak-anak agar biasa melakukan aktivitas yang berguna dan kurangi jam bermain game anak-anak. Yang paling penting, orang tua harus menjadi contoh teladan bagi anak-anaknya. Hindari kebiasaan jelek seperti merokok agar anak-anak tidak menirunya. Sebab sering obesitas dalam satu keluarga tidak disebabkan oleh faktor genetik semata, tetapi sering akibat dalam satu keluarga memiliki suatu kebiasaan dan pola hidup yang sama.
Bagi perusahaan yang berkecimpung di di bidang makanan yang mengandung tinggi kalori dan tinggi lemak perlu memperhatikan produk mereka. Dibutuhkan ide-ide genius untuk memodifikasi makanan-makanan tersebut menjadi makanan yang rendah lemak dan redah kalori, atau dengan menyediakan buah-buahan di tempat penjualan. Sehingga konsumen juga mengkonsumsi makanan berserat di restoran cepat saji.
Sekolah tidak bisa dilupakan dalam usaha pencegahan obesitas. Sekolah menjadi sarana edukasi yang paling baik bagi anak-anak dan remaja. Di sekolah kita dapat mencetak generasi yang sadar akan pentingnya pola hidup sehat dan gizi seimbang. Selain itu sekolah juga perlu mengawasi jajanan yang ada di lingkungannya. Usahakan jajanan yang ada di sekolah adalah jajanan yang sehat dan baik untuk kesehatan.
Bagi orang yang saat ini sedang mengalami obesitas perlu upaya penurunan berat badannya. Sebab jika dibiarkan akan memberikan akibat buruk bagi tubuh. Menurunkan berat badan sampai mencapai berat badan ideal dapat mencegah orang obesitas menderita penyakit degeneratif. Penurunan berat badan dapat dilakukan dengan olah raga teratur, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan cukup serat, serta menghindari kebiasaan jelek. Biasakan menimbang berat badan dan mengevaluasi diet yang kita lakukan selama ini. Penimbangan berat badan berkala dapat menunjukkan sejauh mana keberhasilan kita dalam usaha menurunkan berat badan. Evaluasi diet dapat dilakukan dengan menghitung indeks massa tubuh yaitu dengan cara berat badan (dalam kilogram) dibagi tinggi badan (dalam meter) dikuadratkan. Jika hasilnya antara 18 sampai 24 berarti berat badan sudah ideal, dan harus dipertahankan.
Dalam upaya penurunan berat badan, selain diet juga dibutuhkan dukungan dan motivasi dari orang-orang sekitarnya terutama orang dekat. Sering diet berhenti di tengah jalan oleh bermacam-macam sebab. Kebanyakan penyebabnya bosan atau tidak sanggup meninggalkan kebiasaan lama. Sehingga dibutuhkan orang yang memperingatkan jika sewaktu-waktu diet yang dilakukan berhenti sebelum berat badan ideal tercapai. Orang dekat juga berperan dalam usaha menjauhi kebiasaan jelek dan membantu menyediakan makanan dan sarana yang dibutuhkan orang diet.
Konsultasi dengan ahli gizi harus dilakukan oleh orang diet. Sebab diet tidak hanya mengurangi berat badan atau mengkonsumsi makanan rendah kalori saja, tetapi gizi yang dibutuhkan baik gizi makro maupun mikro tetap harus tercukupi.
Dengan dilakukannya panatalaksanaan, terutama pencegahan obesitas oleh seluruh lapisan masyarakat maka jumlah orang obesitas dapat ditekan dan kehidupan yang lebih baik akan dapat kita nikmati bersama. Dengan demikian penyakit degeneratif akan menjadi barang langka.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan obesitas. Di antara faktor-faktor tersebut adalah faktor genetik, faktor lingkungan, dan faktor sosial. Obesitas bisa terjadi akibat salah satu faktor saja.
Faktor genetik adalah satu-satunya faktor yang tidak bisa diubah. Namun obesitas pada orang yang memiliki faktor genetik masih dapat dikendalikan. Faktor genetik bisa muncul jika kedua orang tua obesitas, atau bisa juga jika salah satu orang tua obesitas. Jika kedua orang tua obesitas, maka 80 % anaknya berpeluang obesitas. Jika salah satu orang tua obesitas anak memiliki peluang obesitas sebesar 40 %. Orang yang tidak memiliki orang tua yang tidak obesitas masih memiliki peluang terkena obesitas 14 %.
Faktor lingkungan adalah faktor terbesar yang menyebabkan obesitas. Lingkungan yang menyediakan makanan cepat saji, makanan tinggi kalori, tinggi lemak, kurang serat dan lingkungan yang memiliki sedikit sarana olah raga akan memiliki penderita obesitas yang banyak. Kemajuan teknologi seperti adanya komputer, playstsation, dan game-game lain menjadikan anak-anak sekarang lebih cenderung bermain game dari pada melakukan permainan yang mengeluarkan kalori. Akibatnya angka obesitas pada anak-anak pun meningkat. Itu sebabnya penderita obesitas lebih banyak di daerah perkotan dari pada pedesaan. Namun faktor lingkungan adalah faktor yang bisa diubah.
Pada umumnya penderita obesitas berasal dari masyarakat yang sosial ekonomi menengah ke atas. Namun pada saat ini obesitas juga telah banyak menjangkiti masyarakat sosial ekonomi menengah ke bawah. Ini mungkin disebabkan life style ala barat yang semakin mudah ditiru oleh semua kalangan masyarakat. Selain itu budaya mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan tinggi lemak adalah salah satu alasan mengapa obesitas masih tinggi.
Banyak penyakit yang bisa disebabkan oleh obesitas seperti jantung koroner, diabetes melitus tipe 2, atherosclerosis, hemorrhoid, dan lain-lain. Dan pada umumnya penyakit-penyakit tersebut tergolong penyakit berbahaya bahkan mematikan. Sehingga wajar jika angka kematian akibat penyakit degeneratif akhir-akhir ini meningkat seiring dengan meningkatnya angka obesitas.
Dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal, orang yang obesitas memiliki gerak yang lebih amban. Akibatnya dalam banyak kegiatan, mereka melakukan tidak sebaik orang yang berat badan normal. Maka sering orang obesitas malas berolahraga bersama orang yang berat badan normal.
Pada anak-anak orang yang obesitas sering menjadi bahan olok-olokan oleh teman-temannya. Hal ini tidak baik bagi perkembangan mentalnya. Anak yang sering menjadi bahan olok-olokan bisa menjadi rendah diri dan tidak mampu mengembangkan bakat dan keahlian mereka. Bahkan bisa berakibat lebih parah yaitu anak menjadi depresi dan tidak memiliki kemauan untuk berusaha.
Untuk mencegah obesitas tidaklah susah. Yang paling penting adalah kemauan dan kedisiplinan dalam menjalani pola hidup sehat. Pencegahan obesitas dapat dilakukan dengan beraktivitas mengikuti irama sirkadian. Membiasakan diri bangun pagi, berolah raga dan makan tepat waktu dan secukupnya dapat mencegah obesitas. Menghindari kebiasaan jelek seperti merokok, begadang, dan mengurangi konsumsi makanan cepat saji penting untuk menghindari akibat buruk dari obesitas.
Pencegahan obesitas adalah salah satu cara untuk mencegah penyakit degeneratif. Pencegahannya dapat dilakukan oleh semua orang baik itu pemerintah, pengusaha, sekolah maupun masyarakat umum.
Program edukasi tentang pola hidup sehat merupakan hal penting yang harus dilakukan pemerintah. Edukasi ini penting untuk menciptakan masyarakat yang memiliki kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat. Dengan pola hidup sehat akan membentuk kebiasaan masyarakat yang mengkonsumsi makanan seimbang, rajin berolah raga, dan menghindari kebiasaan jelek seperti merokok. Kemudian pemerintah perlu melakukan monitor dan folow up program edukasi terhadap masyarakat ini.
Program Gerakan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) perlu didukung agar dapat pelaksanaanya sukses. Sebab keluarga merupakan madrasah yang utama bagi anak. Selain itu keluarga merupakan tempat pembentukan kebiasaan dan pola hidup. Dengan menciptakan keluarga yang sadar tentang gizi seimbang, maka kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang akan dimiliki oleh anggota keluarga tersebut.
Di dalam keluarga yang paling penting adalah peran orang tua. Orang tua harus bisa mengarahkan anaknya ke pola hidup sehat. Biasakan anak-anak untuk berolah raga. Perhatikan jajan anak-anak. Arahkan anak-anak ke jajanan yang sehat. Bangun pemahaman dan kesadaran pentingnya pola hidup sehat pada anak-anak sejak dini. Ajaklah anak-anak agar biasa melakukan aktivitas yang berguna dan kurangi jam bermain game anak-anak. Yang paling penting, orang tua harus menjadi contoh teladan bagi anak-anaknya. Hindari kebiasaan jelek seperti merokok agar anak-anak tidak menirunya. Sebab sering obesitas dalam satu keluarga tidak disebabkan oleh faktor genetik semata, tetapi sering akibat dalam satu keluarga memiliki suatu kebiasaan dan pola hidup yang sama.
Bagi perusahaan yang berkecimpung di di bidang makanan yang mengandung tinggi kalori dan tinggi lemak perlu memperhatikan produk mereka. Dibutuhkan ide-ide genius untuk memodifikasi makanan-makanan tersebut menjadi makanan yang rendah lemak dan redah kalori, atau dengan menyediakan buah-buahan di tempat penjualan. Sehingga konsumen juga mengkonsumsi makanan berserat di restoran cepat saji.
Sekolah tidak bisa dilupakan dalam usaha pencegahan obesitas. Sekolah menjadi sarana edukasi yang paling baik bagi anak-anak dan remaja. Di sekolah kita dapat mencetak generasi yang sadar akan pentingnya pola hidup sehat dan gizi seimbang. Selain itu sekolah juga perlu mengawasi jajanan yang ada di lingkungannya. Usahakan jajanan yang ada di sekolah adalah jajanan yang sehat dan baik untuk kesehatan.
Bagi orang yang saat ini sedang mengalami obesitas perlu upaya penurunan berat badannya. Sebab jika dibiarkan akan memberikan akibat buruk bagi tubuh. Menurunkan berat badan sampai mencapai berat badan ideal dapat mencegah orang obesitas menderita penyakit degeneratif. Penurunan berat badan dapat dilakukan dengan olah raga teratur, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan cukup serat, serta menghindari kebiasaan jelek. Biasakan menimbang berat badan dan mengevaluasi diet yang kita lakukan selama ini. Penimbangan berat badan berkala dapat menunjukkan sejauh mana keberhasilan kita dalam usaha menurunkan berat badan. Evaluasi diet dapat dilakukan dengan menghitung indeks massa tubuh yaitu dengan cara berat badan (dalam kilogram) dibagi tinggi badan (dalam meter) dikuadratkan. Jika hasilnya antara 18 sampai 24 berarti berat badan sudah ideal, dan harus dipertahankan.
Dalam upaya penurunan berat badan, selain diet juga dibutuhkan dukungan dan motivasi dari orang-orang sekitarnya terutama orang dekat. Sering diet berhenti di tengah jalan oleh bermacam-macam sebab. Kebanyakan penyebabnya bosan atau tidak sanggup meninggalkan kebiasaan lama. Sehingga dibutuhkan orang yang memperingatkan jika sewaktu-waktu diet yang dilakukan berhenti sebelum berat badan ideal tercapai. Orang dekat juga berperan dalam usaha menjauhi kebiasaan jelek dan membantu menyediakan makanan dan sarana yang dibutuhkan orang diet.
Konsultasi dengan ahli gizi harus dilakukan oleh orang diet. Sebab diet tidak hanya mengurangi berat badan atau mengkonsumsi makanan rendah kalori saja, tetapi gizi yang dibutuhkan baik gizi makro maupun mikro tetap harus tercukupi.
Dengan dilakukannya panatalaksanaan, terutama pencegahan obesitas oleh seluruh lapisan masyarakat maka jumlah orang obesitas dapat ditekan dan kehidupan yang lebih baik akan dapat kita nikmati bersama. Dengan demikian penyakit degeneratif akan menjadi barang langka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar